Saturday, July 19, 2025

Integrasi Teknologi untuk Pertanian Berkelanjutan

Rekomendasi

Trubus.id – Sektor pertanian saat ini menghadapi tantangan serius akibat perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan degradasi lingkungan. Ketersediaan air bersih dan pupuk ramah lingkungan menjadi kebutuhan mendesak, terutama di wilayah kering atau yang sumber airnya telah tercemar. Di sisi lain, ketergantungan pada pupuk kimia berbasis fosil justru memperparah dampak lingkungan.

Untuk menggali potensi teknologi inovatif dalam mendukung pertanian yang lebih produktif, berkelanjutan, dan adaptif, Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar kolokium bertajuk “Integrasi Atmospheric Water Generator dan Plasma Activated Nanobubble Water sebagai Solusi Air Bersih dan Pupuk Nitrogen Terbarukan untuk Pertanian Berkelanjutan”, Rabu (11/06), di Gedung B.J. Habibie, Jakarta.

Kepala OREI BRIN, Budi Prawara, menyampaikan bahwa integrasi antara teknologi Atmospheric Water Generator (AWG) dan Plasma Activated Nanobubble Water (PANBW) diharapkan dapat menjadi solusi air bersih bagi daerah-daerah di Indonesia yang masih mengalami kesulitan akses air. “Teknologi ini juga sangat relevan dengan pengembangan sektor pertanian yang menjadi prioritas nasional,” ujarnya.

Anggota Dewan Pengarah BRIN, I Gede Wenten, menjelaskan bahwa AWG bekerja dengan mengubah uap air di udara menjadi air bersih melalui proses pendinginan dan dehumidifikasi. Teknologi ini dinilai sangat cocok untuk daerah yang minim sumber air tanah atau air permukaan.

“AWG juga potensial diterapkan pada 3D farming di wilayah kepulauan dan pesisir. Pengembangan ke depan akan difokuskan pada peningkatan efisiensi, biaya rendah, dan potensi paten,” kata Wenten melansir pada laman BRIN.

Guna meningkatkan efektivitas, Wenten bersama tim dari Pusat Riset Mekatronika Cerdas (PRMC) BRIN mengembangkan AWG dengan sistem pendingin baru, panel surya, dan kontrol pintar agar teknologi ini semakin terjangkau dan efisien.

Kepala PRMC BRIN, Yanuardi Putrasari, menambahkan bahwa AWG akan dikombinasikan dengan teknologi PANBW, yaitu air nanobubble yang telah diaktivasi plasma untuk menghasilkan senyawa reaktif, termasuk nitrogen aktif seperti nitrat dan nitrit. Teknologi ini mampu menyediakan pupuk organik cair secara langsung di lokasi pertanian tanpa menimbulkan residu berbahaya.

Peneliti PRMC, Anto Tri Sugiarto, menekankan bahwa PANBW dapat menggantikan sebagian kebutuhan pupuk kimia, memperbaiki kualitas tanah, dan meningkatkan daya serap nutrisi tanaman. “Dalam waktu 30 menit, teknologi ini bisa menghasilkan dua liter pupuk nitrogen hanya dari air, udara, dan listrik. Selain ramah lingkungan, ini bisa memangkas biaya subsidi dan distribusi pupuk,” jelasnya.

Anto juga menyebutkan bahwa PANBW telah diuji pada berbagai tahap pertanian, mulai dari persemaian hingga pascapanen. Ke depan, teknologi ini ditargetkan untuk mendukung pertanian dan akuakultur berkelanjutan demi meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Sinergi antara AWG dan PANBW menawarkan pendekatan terintegrasi: AWG menyuplai air bersih bebas kontaminan, sementara PANBW mengubahnya menjadi larutan bernutrisi tinggi. Kombinasi ini berpotensi besar mengurangi ketergantungan terhadap air dan pupuk konvensional, sekaligus memperkuat sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan tangguh terhadap perubahan iklim.

Artikel Terbaru

Mahasiswa UNAIR Olah Limbah Sisik Ikan Jadi Penutup Luka

Trubus.id-Bau tak sedap dari tumpukan sisik ikan kerap menjadi masalah di sektor perikanan. Namun, siapa sangka limbah tersebut justru...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img