Trubus.id—Beberapa pekebun pisang menggunakan irigasi tetes untuk pengairan. Teknologi itu mempercepat pertumbuhan tanaman. Pekebun di Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Masim Sugiyanto membuktikannya.
Masim Sugiyanto mengelola kebun pisang sejak Januari 2020. Lahan persawahan itu bersuhu rata-rata 27º C. Namun, ketika musim kering suhu panas menyebabkan puluhan bibit pisang mati. Oleh karena itu, Masim memasang irigasi tetes pada Juni 2020.
Air mengalir selama 3—4 jam tiap 2—3 hari sekali. Setiap tanaman memperoleh jatah air total 0,5—1 liter sehari. Menurut Vavai— panggilan Maksim Sugiyanto—dua pekan setelah pemasangan irigasi tetes, anakan muncul dari tanaman yang semula kering dan kurus.
Bahkan tanaman yang tampak mati, kembali tumbuh. Ia memompa air tanah dan mengalirkan melalui saluran irigasi terbuat dari pipa polivinil klorida sebagai pembagi jalur air. Ia menggunakan selanghitam berdiameter ¾ inci itu tampak di permukaan tanah.
Setiap pipa bercabang di dekat batang pisang. Sprinkler melekati bagian ujungnya untuk mengalirkan air. Di Kelurahan Purwosari, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Dr. Murtono, M.Pd., melengkapi kebun pisang seluas satu hektare (ha) dengan pengairan otomatis.
Sistem irigasi dengan pipa itu efektif dan efisien. Penyiraman pada musim kemarau hanya 5—8 jam sehari. Durasi penyiraman dapat diatur dengan pengatur waktu.