Trubus.id—Potensi briket arang kelapa kian menggeliat. Direktur Utama PT Tom Cococha Indonesia, Asep Jembar Mulyana, menuturkan briket arang kelapa banyak digunakan untuk shisha. Saban bula ia rutin memproduksi 1.000 ton briket untuk shisha itu.
Menurut Asep kapasitas produksi itu hanya mencukupi 40% dari permintaan yang datang. Ia mengekspor briket ke berbagai negara di Eropa dan Timur Tengah. Lebih lanjut ia menuturkan, briket untuk shisha merupakan komoditas yang tahan krisis ekonomi global.
Saat Covid-19 mewabah di seluruh dunia, permintaan briket Asep malah meningkat hingga 30%. “Padahal saat itu banyak sekali usaha yang terdampak dan gulung tikar, tetapi briket untuk shisha malah sebaliknya,” kata ketua Bidang Organisasi Himpunan Pengusaha Briket Arang Kelapa Indonesia (HIPBAKI) itu.
Hal itu karena saat pandemi banyak orang di Eropa dan Timur Tengah stres. Nah, saat stres itulah konsumsi shisha meningkat. Seperti halnya rokok di Indonesia. Lantas briket arang kelapa seperti apa yang dikehendaki pasar? Menurut Asep pasar mancanegara menghendaki briket yang menghasilkan abu berwarna putih.
“Hanya Indonesia yang bisa produksi briket arang kelapa untuk shisha. Negara lain tidak bisa,” katanya. Harap mafhum briket arang kelapa dari Indonesia menyisakan abu berwarna putih sedangkan negara lain tidak.
Tempurung dari negara produsen kelapa seperti India, Thailand, dan Filipina berwarna cokelat saat dibakar. Sementara tempurung dari negara-negara di Afrika seperti Pantai Gading berwarna hitam atau gelap saat dibakar.
Ia menuturkan dari 1 kg arang kelapa, menghasilkan 800 g briket. Artinya rendemen briket Asep 80%. “Hasil akhir briket arang kelapa kami berkadar abu maksimal 2% dengan kalori yang dihasilkan minimal 7.500 kilo kalori,” tutur Asep.
Ahmad Rozikin pun mengandalkan briket sebagai salah satu sumber pendapatan. “Potensi briket masih sangat besar. Indonesia paling baru mencukupi sekitar 20% kebutuhan briket dunia,” kata presiden direktur PT Berkah Fukuokindo Indonesia itu.
Ahmad menuturkan saat negara-negara konsumen briket memasuki musim dingin. Dipastikan permintaan briket meningkat. Kapasitas produksi briket Ahmad saat ini mencapai 100 ton per bulan.