Trubus.id—Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan terapi untuk mencegah terbentuknya osteoartritis (OA). Terapi itu melibatkan pembuatan nanoemulsi ekstrak fermentasi tanaman kacang kara benguk Mucuna pruriens.
Nanoemulsi adalah teknologi nanomedis yang dapat meningkatkan bioavailabilitas, stabilitas termodinamika, perlindungan dari degradasi, dan peningkatan absorbsi senyawa makromolekul.
Tim yang tergabung dalam Tim PKM-RE Peek a Boo itu terdiri dari Rima Arvisya Natania Putri, Regina Nilamsari, Reny Ras Ninta Br Tarigan, Widha Nur Yuliharjanti, dan Felicia Averine di bawah bimbingan drh. Retno Murwanti, M.P., P.hD.
Tim riset memanfaatkan kacang kara benguk, karena komoditi lokal yang perlu dimaksimakan potensinya. Menurut Rima dan tim kara benguk memiliki kemampuan meningkatkan aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.
Kandungan senyawa metabolit sekunder pada kara benguk itu seperti flavonoid, alkaloid, fenol, dan terpenoid.
“Senyawa-senyawa ini yang dapat membantu mencegah pembentukan dan perkembangan OA,” kata Rima di lansir pada laman UGM.
Rima menuturkan sampel kacang dan tempe yang telah dikoleksi berasal dari Kabupaten Kulonprogo. Periset mengubah menjadi tiga sediaan ekstrak yakni ekstrak kontrol, ekstrak kacang kara benguk terfermentasi Lactobacillus plantarum dan L. casei, serta ekstrak tempe kara benguk.
Rima menuturkan, “Setelah dilakukan pengujian terhadap aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid total, maka diputuskan ekstrak tempe kara benguk yang akan menjadi bahan baku nanoemulsi.”
Selanjutnya, periset melakukan uji organoleptik, pH, viskositas, PSA, dan PDI untuk memastikan sediaan telah memenuhi syarat obat oral. Untuk menganalisis efektivitas sediaan, tim menggunakan hewan uji Rattus norvegicus terinduksi OA dengan memanfaatkan enzim papain.
Langkah berikutnya mengamati hewan uji dengan metode pengukuran diameter lutut, Walking Track Analysis, analisis radiografi, analisis histopatologis, dan analisis produksi sitokin proinflamasi dengan metode ELISA.
Rima menuturkan hasil riset menunjukkan bahwa nanoemulsi kacang kara benguk berkonsentrasi 100 mg/mL, 200 mg/mL, dan 400 mg/mL secara signifikan mampu mencegah terbentuknya OA.