Friday, April 26, 2024

Menjaga Kelestarian Tanaman di Alam dengan Pemanfaatan yang Bijaksana

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Daya saing Indonesia pada industri florikultura meningkat pesat. Semula peringkat Indonesia 50 menjadi 38 pada 2020. tulah hasil kajian Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Indonesia memiliki keanekaragaman tanaman hias yang sangat besar sehingga potensial menjadi sumber plasma nutfah dunia. Buktinya permintaan tanaman hias daun cenderung meningkat.

Sayangnya, hal itu belum diimbangi dengan ketersediaan stok tanaman yang memadai. Menjual stok dan memburu di alam masih menjadi pilihan para pelaku tanaman hias dalam negeri untuk memenuhi permintaan pasar.

Jika hal itu terus berlangsung tentu mengancam kelestarian tanaman hias di habitat aslinya. Selain itu pada jangka panjang, ketersediaan tanaman di pasaran makin berkurang.

Apalagi budidaya tanaman oleh petani dan masyarakat luas masih konvensional. Perbanyakan konvensional belum sanggup memenuhi permintaan jumlah bibit atau tanaman.

Menurut Kepala Divisi Bioprospeksi dan Pemanfaatan Lestari Hidupan Liar, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University, Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa D. E. A pengambilan keanekaragaman hayati tanpa memperhatikan kaidah-kaidah alam mengganggu ekosistem.

Dampak terburuk yaitu terjadi bencana alam. Oleh sebab itu, masyarakat harus memelihara keseimbangan ekosistem dan ekologi agar kelestarian lingkungan terjaga. Pemanfaatan tanaman dari alam harus dilakukan secara bijaksana.

Bicara perburuan dan pemungutan liar maka bermuara pada faktor ekonomi. Pemangku kebijakan harus mensosialisasikan peraturan perundangan dan menyejahterakan masyarakat sekitar hutan. Kesejahteraan harus dimulai dari desa.

“Kriteria pengusaha yang berhasil bukan hanya dilihat dari devisa, tetapi sejauh mana sudah mengangkat kesejahteraan penduduk setempat,” kata Yanto.

Keberadaan tenaga profesional yang menangkarkan, membudidayakan, dan melestarikan keanekaragaman hayati (tanaman dan satwa) di alam sangat dibutuhkan. Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian tanaman melalui kultur jaringan.

Kultur jaringan bukan hanya upaya untuk konservasi, tetapi juga komersialisasi. Selama ini masyarakat cenderung mengartikan konservasi sebatas pelestarian dan perlindungan. Upaya konservasi juga mencakup pemanfaatan yang berkelanjutan dan lestari.

Yanto menuturkan, pembangunan berkelanjutan harus secara ekonomi menguntungkan, secara ekologi menjaga keseimbangan lingkungan, dan secara sosial menyejahterakan masyarakat sekitar.

Kultur jaringan merupakan agribisnis masa depan. Peluang menghasilkan tanaman dengan sifat menyerupai induk dalam jumlah banyak dan waktu singkat bisa dilakukan dengan kultur jaringan.

Keunggulan lain kultur jaringan yakni menghasilkan bibit tanaman seragam, 100% berkualitas, dan dapat dilakukan kapanpun tanpa dipengaruhi iklim.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tiga Perkutut Primadona

Trubus.id—Keunikan warna bulu membuat perkutut menjadi primadona. Menurut peternak asal Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Lukman Nur Wahid ada tiga...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img