Trubus.id— Alunan musik klasik kreasi komposer Wolfgang Amadeus Mozart terdengar syahdu di area persemain sayuran. Sesekali ada pula rekaman suara berbunyi pujian dari sang pengelola untuk tanaman.
Itulah suasana rumah tanam yang dikelola Dominique Alexandra, S.Ds. di Kawasan Alam Sutera, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
“Musik dengan frekuensi pas membuat tanaman tumbuh optimal. Kualitas tanaman pun mumpuni dengan warna lebih kontras dan ketebalan sel pun lebih bagus,” kata pemilik akun instragram se.maii itu.
Dominique terisnpirasi ilmuan asal Jepang Masaru Emoto, yang meneliti sifat air terhadap beragam frekuensi. “Budidaya erat kaitannya dengan air, tentu berdampak positif juga pada tanaman,” kata Dominique.
Hal yang dilakukan Dominique sesuai dengan riset Yeni Aprilia, Tasmania Puspita, dan Rahmi Susanti dari Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya.
Menurut Yeni, respons tanaman terhadap jenis musik berbeda-beda. Yeni membandingkan antara musik dangdut, klasik, pop, dan rock. Musik dinyalakan dua jam per hari pada pagi dan sore hari.
Hasil riset menunjukkan pertumbuhan terbaik dengan pemutaran musik klasik berfrekuensi 5.000—8.000 Hz sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam merah. Perlakuan musik berpengaruh nyata pada tinggi, jumlah daun, luas daun, berat basah, dan berat kering bayam merah.
Frekuensi gelombang suara tertentu dapat menggetarkan stomata dan merangsang pembukaan stomata. Stomata terbuka menyebabkan penyerapan unsur hara berupa pupuk yang diberikan lewat daun menjadi lebih efisien sehingga fotosintesis meningkat dan terjadi peningkatan pertumbuhan.
Uniknya, Dominique membudidayakan beragam tanaman itu dalam ruangan. Anda bisa membacanya lebih lanjut di Majalah Trubus Edisi 645 Agustus 2023.
Dalam edisi khusus itu, Majalah Trubus mengupas tuntas 36 inovasi pertanian unggulan. Dapatkan Majalah Trubus Edisi 645 Agustus 2023 di Trubus Online Shop atau hubungi WhatsApp admin pemasaran Majalah Trubus.
