Trubus.id— Penanaman cabai pada hamparan luas dan waktu tidak serempak rentan menuai masalah. Tanaman yang ditanam terus-menerus membuat keragaman komponen biotik pada ekosistem alami di lokasi budidaya, rendah. Organisme pengganggu cabai leluasa berkembang dan merugikan pekebun.
Supaya pekebun terhindar dari beragam masalah, perlu melakukan berbagai tindakan mulai dari pemilihan benih, persemaian, pengolahan lahan, hingga panen. Untuk benih misalnya, pilih varietas yang cocok dengan lokasi setempat. Selain itu, pilih cabai hibrida bersertifikat yang terjamin kualitasnya.
Para pekebun di Pantai Utara, Jawa Tengah sebagai contoh bisa menggunakan varietas tanjung. Varietas ini selain cocok tumbuh di dataran rendah juga tahan terhadap penyakit virus kuning. Sementara di dataran tinggi, pilih cabai hibrida bersertifikat yang terjamin kualitasnya, sebagai contoh lembang-1.
Ketika benih disemai gunakan media campuran 1 bagian pupuk kandang matang dan 1 bagian tanah subsoil yang diambil dari tanah sedalam 20 cm. Sebelum biji disebar, tanah disiram air hingga rata terlebih dulu. Untuk menghindari penyakit yang terbawa dalam benih, rendam dalam air panas bersuhu 500C hingga air dingin.
Bisa pula merendam dalam fungisida berbahan aktif propamokarb hidroklorida dosis 1 ml/1 liter air. Setelah direndam selama 1 jam, lalu benih ditiriskan. Lahan persemaian sebaiknya diberi naungan plastik tembus cahaya atau naungan atap permanen dengan ketinggian 1,5 m agar sinar matahari bisa menerobos masuk.
Untuk menghindari infeksi virus pada bibit di persemaian, tutup persemaian dengan kasa agar serangga vektor tidak bisa masuk. Kasa berkerapatan 50 mesh dapat menahan kutu daun dan kutu kebul.
Lalu sebelum dipindahtanamkan, olah tanah dengan cara dicangkul sedalam 30—35 cm dan dibalik 2—3 kali. Setiap pembalikan tanah biarkan selama 1 minggu. Tujuannya agar mikrob patogen tanah terbunuh oleh sinar matahari. Serasah dari pertanaman sebelumnya harus dikumpulkan dan dimusnahkan dengan jalan dibakar karena menjadi sarang ulat tanah.
Pemberian nematisida berbahan aktif karbofuran dosis 1—3 kg/ha mutlak jika ditemukan akar gulma membengkak akibat serangan nematoda atau ditemukan 300 ekor nematoda puru akar dalam 1 kg tanah. Nematisida diberikan berbarengan dengan aplikasi pupuk kandang.