Trubus.id — Budidaya kopi arabika secara organik menghasilkan biji berkualitas tinggi. Kayumas, Kabupaten Situbondo, menjadi salah satu kawasan penghasil kopi arabika terbaik. Para petani menerapkan pertanian ramah lingkungan secara turun-temurun.
Menurut Hariyono, petani kopi arabika organik asal Kayumas, Situbondo, pertanian organik beda cara perawatannya. Hariyono memupuk tanaman kopinya dengan pupuk kambing terfermentasi sebanyak 1 kali setahun.
Dari pengalamannya, kotoran kambing paling baik hasilnya ketimbang hewan ternak lainnya. Selain itu, ia selalu memberikan limbah rumput liar yang tumbuh di sekeliling tanaman.
Pupuk diberikan mengelilingi tepat di luar tajuk pohon. Sebelum memupuk, ia menggali tanah kedalaman sekitar 10 cm di sisi luar tajuk pohon produktif. Penggalian hanya dilakukan di salah satu sisi dan tidak melingkar penuh.
Pupuk kandang lalu ditebar di atas lubang memanjang, kemudian ditutup dengan rumput liar. Khusus serasah, Hariyono memberikan 2–3 kali dalam setahun. Ia memanfaatkan rumput dan gulma yang tumbuh di bawah tajuk serta bagian luar tanaman.
Dosis pemupukan sekarung besar untuk pohon produktif atau setengah karung untuk pohon muda. Waktu pemberian pupuk yang tepat yakni saat awal musim hujan. Petani tak pernah tergoda untuk mengganti dengan pupuk sintetis karena cara itu berdampak mengurangi kesuburan tanah.
Hasil penelitian Radifta Adika Suarmaprasetya dari Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, pemberian pupuk kandang kambing memengaruhi kandungan karbon dan fosfor di kebun kopi.
Menurut Radifta, keuntungan penggunaan kotoran kambing yang tepat mampu meningkatkan pH, unsur karbon organik, unsur fosfor tersedia, dan fosfor total dalam tanah. Pemberian bahan organik dan tumpukan seresah rumput liar hasil pembersihan di bagian bawah tajuk menciptakan lapisan tanah bagian atas (top soil) 0–20 cm.
Menurut analisis Radifta, pupuk kotoran kambing mengandung unsur hara N 2,5%, fosfor (1,48%), dan kalium organik (15,39%). Pada pertanaman kopi, kecukupan nitrogen memicu pertumbuhan yang cepat, daun hijau gelap, dan luas daun bertambah besar.
Hara itu bersifat meningkatkan ruas setiap cabang. Perpaduan kelengkapan komponen hara meningkatkan produksi biji. Selain memiliki unsur hara yang menunjang pertumbuhan tanaman, pemberian bahan organik ke tanah bakal meningkatkan sifat kimia tanah dan kapasitas tukar kation atau kandungan hara.
Unsur itu penting untuk daya pulih tanah akibat perubahan pH tanah dan sekaligus menyimpan cadangan hara penting. Dengan kecukupan hara organik, tanaman tak mudah terserang hama dan penyakit. Dalam setahun, Hariyono pun mampu memanen 15 ton biji kopi HS dari luasan 15 hektare miliknya.