Trubus.id—Menurut dosen di Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. Dr. Muhammad Azrai, S.P., M.P., kunci budidaya jagung pada peralihan iklim dengan memperhatikan teknik budidaya yang tepat.
Petani harus tepat memilih varietas jagung tahan kering. Penutupan lahan tanaman jagung menggunakan sisa panen atau klobot juga menjadi upaya efektif untuk meminimalisir penguapan yang terjadi di lahan.
Penggunaan pupuk organik juga bermanfaat meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Dampaknya tanah lebih mudah mengikat air. Mantan kepala Balai Penelitian Tanaman Serelia (Balitsereal) periode 2017-2021 itu juga mengatakan, untuk menanam jagung saat musim kemarau, sebaiknya petani memilih sistem tanpa olah tanah (TOT).
Bersihkan lahan dari gulma kemudian bumbun. Selain mempersingkat waktu dan menghemat biaya produksi, sistem itu juga meminimalisir hilangnya kelembapan dan mineral tanah.
Petani jagung di Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, Abu Bakar, pun memiliki strategi untuk menyambut musim kemarau. la menanam jagung lebih rapat berjarak tanam 70 cm x 20 cm. Adapun jarak tanam saat musim hujan 80 cm x 30 cm. Tujuannya meminimalisir kelembapan antartanaman sehingga serangan cendawan pun berkurang.
“Pengaturan jarak tanam juga memengaruhi hasil panen,” kata pria berumur 49 tahun itu, la menghasilkan 7-8 ton pipil kering per ha saat musim hujan. Sementara saat musim kemarau hasil panen meningkat menjadi 10-11 ton pipil kering per ha.
Sebagai petani jagung, Yudha Sugara Atvend, S.H. di Kelurahan Sukosari, Kecamatan Sukosari, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, pun memperhatikan musim dan iklim untuk budidaya jagung.
Pada 2022 ia menanam jagung pada September dan panen pada Desember. Sementara itu pada 2023 curah hujan di Bondowoso masih tinggi. “Ditakutkan bibit busuk jika dipaksa tetap tanam,” kata Yudha yang mengelola lahan berketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut.
Yudha rendam benih jagung dalam fungisida berbahan aktif dimetomorf 50% dan fenamidon 504,1 g per l. Dengan cara itu benih terhindar dari serangan serangga dan terhindar dari penyakit bulai (Peronosclerospora maydis).