Thursday, January 16, 2025

Surplus Produksi, Jawa Barat Siap Pasok Beras ke Jabodetabek

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Stok beras di Provinsi Jawa Barat melimpah. Sampai akhir 2022 stok beras Provinsi Jawa Barat mencapai 51.199 ton. Dengan stok tersebut, berarti siap memasok kebutuhan beras nasional terutama ke wilayah Jabodetabek, utamanya di tahun baru, 2023.

Pasalnya, memang Provinsi Jawa Barat merupakan sentra produksi beras kedua nasional setelah Jawa Timur. Sesuai data ASEM KSA BPS, produksi padi Jawa Barat 2022 sebesar 9,57 juta ton gabah kering giling (GKG) naik 457.056 ton GKG atau 5,02 persen dibanding 2021, di mana produksi padi Jawa Barat 2021 sebesar 9,11 juta ton GKG. 

Menurut Dadang Hidayat, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, produksi padi 2022 tersebut, setara beras sebesar 5,53 juta ton beras.

Bila jumlah penduduk Jawa Barat saat ini berdasarkan Data BPS 2020 sebanyak 49,93 juta orang dengan tingkat konsumsi beras 82,78 kg/kapita/orang/tahun, kebutuhan beras rakyat Jawa Barat sebanyak 4,13 juta ton.

“Sehingga Jawa Barat masih surplus beras sebesar 1,39 juta ton beras,” kata Dadang, dilansir dari laman Kementerian Pertanian.

Lebih lanjut, Dadang menjelaskan dari surplus beras Jawa Barat tersebut, tersebar di hampir semua kabupaten/kota serta kondisi stok beras saat ini sebesar 51.199,50 ton yang ada di penggilingan dan gudang pedagang.

Stok beras ini mampu mencukupi kebutuhan Jawa Barat bahkan siap memasok wilayah DKI Jakarta dan provinsi lainnya. Bahkan, penggilingan Jawa Barat menyatakan siap memasok beras ke Bulog pada awal Desember kemarin sebanyak 12.380 ton.

Saat Natal dan Tahun Baru dilakukan pemantauan harga harga sembako di pasar-pasar, memperlancar arus distribusi dari sentra produksi ke pasar serta mendukung upaya-upaya stabilitasi harga.

Dadang menuturkan menghadapi panen raya yang dimulai Februari 2023, pihaknya telah melakukan persiapan dan antisipasi. Di antaranya mengawal standing crops dengan melibatkan para petugas lapangan, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dengan deteksi dini, antisipasi, adaptasi, serta mitigasi perubahan iklim dan OPT.

“Selain itu, juga melakukan percepatan panen dengan combine harvester, menyiapkan dryer di saat musim hujan, serta kostraling (Komando Strategi Penggilingan) agar Bulog menyerap gabah dan beras petani dan memastikan harga wajar bagi petani,” paparnya.

Sementara itu, Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, mengatakan, memperlancar arus distribusi dari sentra produksi ke pasar merupakan intervensi sesuai dengan arahan Menteri Pertanian. Dengan demkian, mendekatkan beras produksi petani langsung ke konsumen sehingga ketersediaan beras selalu ada.

“Karena memang kenaikan harga beras saat ini diakibatkan rantai distribusi yang terlalu panjang. Sehingga diharapkan masyarakat bisa terbantu dan petani tetap bisa menikmati harga gabahnya,” terangnya.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tren Tanaman Hias: Dari Masa ke Masa

Trubus.id–Tren tanaman hias memberikan euforia alias kegembiraan yang sangat bagi pehobi, pekebun, pedagang, dan importir. Hobiis gembira   saat...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img