Pusat perbelanjaan Siam Square One membuat taman di lantai ketujuh.
Siam Square One gedung tujuh lantai di Jalan Rama, Bangkok, Thailand, menyimpan keelokan di puncaknya. Di lantai teratas terdapat kebun sayuran dan taman bunga. Pengunjung leluasa menyaksikan keindahan hamparan Justicia gangetica, marigold, dan kumis kucing Orthosiphon aristatus. Kehadiran bayam yang daunnya merah membara membuat taman yang diberi nama Siam Green Sky semarak.
Hamparan bunga di latar depan dan gedung tinggi sebagai latar belakang, membuat pemandangan unik, kombinasi kelembutan dan kekerasan. Kotchakorn Voraakhom merancang taman Siam Green Sky menjadi tiga bagian, yakni area inovasi, area multivariasi tanaman, dan garden plant plot. Area inovasi dilengkapi solar cell yang bentuknya mirip prisma berwarna-warni untuk menangkap sinar matahari.
Bagai bukit
Di area inovasi pengunjung dapat belajar proses pembuatan pupuk organik dari limbah, cara budidaya yang sesuai untuk lingkungan area sejenis, dan cara menanam tanaman hias, sayuran herba, dan padi. Selain bayam dan tanaman hias, berbagai sayuran herba seperti kitchen mint, cabai rawit, terung, dan kubis juga tumbuh. Kitchen mint tanaman rempah pemberi rasa unik tom yam, makanan khas Thailand.
Adapun area multivariasi tempat memamerkan berbagai tanaman introduksi dan sayuran hias yang dapat dimakan. Contohnya kubis hias dan aneka sayuran. Bagian ketiga garden plant plot adalah area tempat tanaman yang sangat mudah tumbuh, di antaranya kumis kucing, marigold, dan lidah buaya. Tanaman-tanaman itu ditanam
dalam polibag.
Yang cukup menarik perhatian di taman itu ialah kubis cantik Brassica alboglabra. Lazimnya tanaman anggota keluarga Brassicaceae tumbuh di dataran tinggi. Namun, kubis di Siam Green Sky itu tumbuh dengan baik di dataran rendah. Kehadiran padi di lima petak berukuran 10 m x 3 m juga unik karena ditanam langsung di tanah kering. Padi tumbuh di media tanam berupa campuran serbuk sabut kelapa, tanah, dan kompos.
Menurut perancang taman, Ir Hary Harjanto penggunaan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam bertujuan untuk mengurangi bobot karena pemakaian sangat banyak. Selain itu, serbuk kelapa lebih steril. Sebenarnya bila menggunakan media organik lebih bagus karena lebih alami. Namun, dengan menerapkan organik murni, taman cenderung jorok. Padahal, keindahan taman harus menonjol.
Semua komoditas ditanam di area dengan kontur tinggi rendah berbeda-beda. Demikian juga dengan area penanaman yang berbagai bentuk. Ada bentuk kotak, trapesium, atau persegi panjang. Pengunjung leluasa berjalan karena pembatas dibuat sebagai jalan setapak dari kayu atau pematang batu. Voraakhom memasang batu-batu yang dibungkus anyaman kawat agar menahan erosi. Dengan kontur berbeda-beda taman seolah berada di perbukitan.
Suhu turun
Menurut Ir Hary Harjanto, “Adanya taman di atas bangunan bisa meredam panas, mengurangi polusi, menyerap karbondioksida, dan menyerap oksigen.” Semua fungsi taman harus terpenuhi, termasuk keindahan taman itu sendiri. Menurut alumnus Jurusan Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor, itu bila berfungsi sebagai tanaman
budidaya, maka tidak bisa diharapkan taman rapi terus. Sebab, ada waktu tanam dan ada waktu panen. Saat panen itulah kondisi taman akan rusak.
Tanaman yang cocok untuk taman atap atau roof garden pada prinsipnya sama dengan tanaman di taman biasa. Cara meletakkan tanaman juga perlu diperhatikan. Letakkan tanaman yang kuat diterpa sinar matahari di bagian atas atau terbuka. Yang kurang kuat, diletakkan di bawahnya. Untuk pohon tinggi perlu dibuatkan kaki-kaki sebagai tempat berpegang agar tidak tumbang saat angin besar bertiup.
Untuk menanam rumput maka setelah red larva rock dipasang, di atasnya dilapisi pasir setebal 1 cm, baru ditanam rumput. Siam Square One merupakan mal milik Chulalongkorn University, perguruan tinggi kenamaan di Thailand. Universitas yang menempati peringkat ke-40 dunia itu meluncurkan penanda baru berupa pusat belajar pertanian perkotaan di puncak gedung tinggi yang diberi nama Siam Green Sky.
Program itu diperuntukkan bagi turis, murid sekolah, dan pengunjung secara gratis untuk belajar inovasi pertanian. Untuk mewujudkan proyek pendidikan pertanian di lahan seluas 2.250 m2 itu, Chulalongkorn University mengeluarkan dana hingga US$1-juta setara Rp13-miliar. Menurut Direktur Chulalongkorn University Property Management, Boonsong Srisawangnate, dengan mengombinasikan 3 hal: ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, membuat taman di langit itu menjadi sumber pembelajaran sekaligus hiburan.
Siam Green Sky itu juga merupakan pilot proyek untuk penataan lingkungan hijau di sekitarnya yang mencakup 28 are atau 2,8 ha. Srisawangnate mengharapkan kehadiran taman akan menurunkan suhu di sekitarnya hingga 7°C dan di dalam gedung turun hingga 3—4°C. Dengan penurunan suhu itu akan menghemat pemakaian listrik sebanyak 2.000 baht per m2 penanaman setara Rp1,8-miliar per tahun. (Syah Angkasa)
