Pehobi tanaman hias menggandrungi begonia polkadot. Sosok elok meski tanpa bunga.

Trubus — Di kalangan pehobi internasional julukan untuk begonia polkadot adalah sayap malaikat alias angel wings. Para pehobi mengasosiasikan dua daun memanjang yang berjajar laksana sayap malaikat. Sebutan polkadot mengacu pada bulatan putih yang menyebar di sekujur daun. Warna itu amat kontras dengan warna hijau daun di permuakaan atas. Bagian bawah daun berwarna merah.

Tanpa bunga pun, sosok tanaman amat seronok. Pantas banyak pehobi jatuh hati. Lihat saja Nyoman Angga Yudistha yang segera membeli polkadot pada Mei 2020. Pehobi tanaman hias di Kota Denpasar, Provinsi Bali, itu membeli Begonia maculata setinggi 15 cm. Pria 31 tahun itu meletakannya di sudut rumah. “Begonia maculata jadi salah satu tanaman yang cepat menarik perhatian karena warna dan coraknya lebih mencolok dari tanaman lain yang dominan hijau,” kata Angga.
Bercorak Menarik
Novi Diah Haryanti juga terpincut begonia polkadot. Dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta itu memanfaatkannya sebagai dekorasi rumah. “Beberapa kawan saya membeli begonia polkadot karena bentuknya lucu,” ujar Novi. Di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Nurul Halimah, hobi mengoleksi berbagai tanaman hias. Ia juga jatuh hati pada Begonia maculata.
Baca juga : Begonia Tetap Elok Meski Tanpa Bunga

Ia ingin memiliki sayap malaikat lantaran coraknya unik bermotif polkadot. Nurul mengatakan, wabah korona pemicu meningkatnya tren memburu berbagai tanaman hias untuk mengisi waktu masyarakat selama di rumah. Tanaman yang bercorak unik seperti Begonia maculata menjadi jenis tanaman hias buruan pencinta tanaman hias, baik yang lama maupun baru memulai.
Para penyedia begonia polkadot merasakan peningkatan permintaan. Petani tanaman hias di Ciapus, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Mezastrata Syafrul Reiza, memperbanyak begonia polkadot sejak 2 tahun lalu. Sebelum pandemi permintaan begonia polkadot 50—100 tanaman per dua pekan. Setelah Maret 2020 permintaan melonjak menjadi 100—500 tanaman per pekan.
Reiza hanya mampu memperbanyak 200—500 tanaman per pekan. “Waduh, sampai tidak mencukupi persediaan untuk para pemasok. Terakhir kami jual sekitar tanggal 20—30 Juli 2020. Sekarang masih produksi lagi dan masih banyak yang menanyakan ketersediaan tanaman,” ujar Reiza. Menurut pria berumur 31 tahun itu tanaman begonia poladot kini sudah makin langka di nurseri-nurseri karena sudah diborong oleh para pembeli.

Contohnya Reiza yang baru saja menyetek begonia. Umur tanaman baru 2—3 hari dan belum muncul akar. Namun, pengepul memborongnya. Lazimnya pengepul baru akan membeli begonia polkadot bila berakar dan dipindahkan ke pot berukuran 20 cm. Di kalangan pehobi, tanaman asal Brasil itu ekonomis, corak daun unik, dan warna daun hijau tua dan merah tua di bagian daun bawah.
Berkembang

Makin besar dan bercabang sosok tanaman, kian bagus tampilannya. Tanaman menjadi rimbun dan tinggi hingga mencapai 2 meter. Reiza menyebut tanaman polkadot itu Instagrammable—istilah lain fotogenik dan bagus untuk media sosial. Periset di Kebun Raya Bogor, Hartutiningsih Siregar, mengategorikan begonia polkadot sebagai begonia eksotis. Begonia introduksi dari luar negeri itu yang lama dibudidayakan Indonesia.
Menurut Hartutiningsih Begonia maculata hadir di Indonesia sejak 2000. Begonia polkadot termasuk jenis begonia yang mudah dipelihara karena karakter cane-like—berperawakan tegak—menjadikan tanaman itu lebih tahan banting dengan berbagai kondisi lingkungan. Kisaran hidup Begonia maculata luas, dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Perbanyakan tanaman pun mudah dengan setek batang.
Di negara asalnya, Brasil, Begonia maculata dikembangkan menjadi beberapa varietas seperti var. argentea, var. elegantissima hort, var. wrightii hort, dan cf. maculata. Variasi ada pada karakter ukuran dan jumlah corak polkadot, venasi daun, dan bentuk pinggiran daun. Menurut Hartutiningsih varietas-varietas Begonia maculata jarang ditemukan di Indonesia. Begonia polkadot yang banyak beredar dan dibudidayakan di Indonesia yaitu jenis spesies saja. (Tamara Yunike)