Trubus.id— Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae dan dapat menular. Deteksi antibodi memudahkan pencegahan penularan penyakit kusta sehingga lebih mudah melakukan pengendalian.
Peneliti di Lembaga Penyakit Tropis (LPT) Universitas Airlangga (Unair) membuat inovasi metode pengambilan darah dengan menggunakan kertas saring untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik (Anti Phenolic Glycolipid-1) Mycobacterium Leprae.
Inovasi ini sebagai bentuk pengembangan pemeriksaan yang sudah ada. Sebelumnya tes antibodi terhadap Mycobacterium Leprae dengan memeriksa darah vena. Pemeriksaan ini memiliki berbagai keterbatasan.
“Misalkan dari tempat yang jauh dengan fasilitas kesehatan yang tidak memadai, transportasi sulit membuat pemeriksaan menggunakan pengambilan darah vena jadi sulit,” kata Iswahyudi SKM M.Kes., salah seorang peneliti LPT Unair.
Oleh karena itu, adanya inovasi kertas saring menjadi alternatif pemeriksaan yang lebih mudah. Apabila menggunakan kertas saring maka darah yang diambil adalah darah kapiler dengan menusukkan jarum pada ujung jari.
Darah lalu diteteskan ke kertas saring dan didiamkan hingga kertas tersebut kering. Kertas yang sudah kering bisa dimasukkan ke dalam plastik lalu dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.
“Meskipun tidak ada proses perlakuan di lapangan atau saat pengiriman, kertas saring yang ada darahnya ini aman,” tutur Iswahyudi, dilansir dari laman Universitas Airlangga.
Lebih lanjut, Iswahyudi juga telah membuktikan bahwa proses pengambilan darah dengan metode tersebut dapat memberikan hasil yang akurat.
“Sebelumnya kami sudah membandingkan hasil pemeriksaan darah vena, darah kapiler dengan serum, serta darah kapiler dengan kertas saring. Hasilnya akurat,” paparnya.
Pemeriksaan antibodi ini menjadi penting untuk melihat seberapa banyak paparan bakteri penyakit kusta pada tubuh. Jika seseorang terpapar suatu bakteri maka tubuh akan menciptakan antibodi.
“Semakin banyak paparan bakterinya maka semakin tinggi juga antibodinya,” ujarnya. Sebagai informasi, selain Iswahyudi peneliti lain yang tergabung dalam tim pembuat inovasi itu antara lain Prof. Dr. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa SpKK(K), Dr. dr. Medhi Denisa Alinda SpKK, Dinar Adriaty SSi M.Kes, Ratna Wahyuni SSi M.Kes Ph.D, dan drh Puput Ade Wahyuningtyas M.Si.