Wednesday, October 1, 2025

Kebutuhan Cabai Serbuk Kering Setara 18.000 Ton Per Tahun : Pasar Olahan Cabai Terbuka Lebar

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Cabai serbuk kering potensial dikembangkan di Indonesia karena serapan tinggi. Pemulia cabai PT Bisi International Andi Wahyono, menjelaskan bahwa Indonesia yang berpenduduk sekitar 270 juta menyerap 18 miliar bungkus mi instan per tahun.

Adapun kebutuhan cabai per bungkus mi 1 gram serbuk kering. Kebutuhan cabai serbuk kering setara dengan 18.000 ton per tahun. Padahal, rendemen cabai basah terhadap kering sekitar 20%. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan 18.000 ton cabai kering dibutuhkan cabai segar sebanyak 90.000 ton per tahun setara 11.250 hektare.

Sayangnya sebagian besar kebutuhan cabai kering masih impor dari India dan Tiongkok. Alasannya harga lebih murah berkisar Rp12.000–Rp15.000 per kg. Di Indonesia harga cabai segar berkisar Rp9.000—Rp30.000 per kg. 

Andi menuturkan jika dikeringkan akan membutuhkan 5 kg cabai segar untuk menghasilkan 1 kg cabai kering, dengan kata lain minimal cabai kering harus dihargai Rp45.000—Rp150.000 per kg.

Lebih lanjut ia menuturkan budidaya cabai memang banyak aral. Beberapa di antaranya biaya produksi yang terus meningkat, fluktuasi harga, dan ragam pasar terbatas. Kendala lain konsumen dalam negeri yang hanya menghendaki cabai segar, sehingga petani enggan memproduksi cabai dalam bentuk lain.

Adapun kebutuhan industri, contohnya mi instan membutuhkan cabai dalam bentuk kering. Cabai kering India banyak diekspor ke negara-negara Timur Tengah, Eropa, dan beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Industri cabai kering di tanah air bisa langgeng jika memenuhi berbagai syarat dari industri benih, infrastruktur pendukung, dan kebijakan pemerintah.

Produsen benih mesti menyediakan benih khusus untuk memproduksi cabai bubuk kering. Kriteria benih cabai unggul untuk produksi cabai bubuk kering antara lain, warna merah mendukung meski sudah dikeringkan, kepedasan tak berubah saat kondisi kering, hasil panen minimal 13 ton per hektare, tahan hama penyakit, terutama virus gemini dan randemen tinggi di atas 20%.

 Infrastruktur pendukung berupa mesin pengering, sehingga petani tetap bisa memproduksi cabai kering meski musim hujan. Pengadaan ruang pendingin dengan suhu 7—10oC juga perlu agar penyimpanan cabai kering lebih optimal.

Adapun peran pemerintah amat dibutuhkan terkait subsisdi dan regulasi produk cabai kering agar harga dan mutu cabai kering dalam negeri bisa bersaing dengan produk impor. Jika pasar cabai kering dalam negeri terlaksana secara tidak langsung berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani.

Tidak menutup kemungkinan juga akan banyak sektor lain yang akan terlibat. Contohnya industri bumbu dan jamu yang kerap memanfaatkan cabai kering. Tujuan akhirnya tentu bermuara pada kebanggaan terhadap produk dalam negeri.

Artikel Terbaru

Penampilan Kucing yang Memukau

Penampilan kucing ras maine coon bernama 9Lives Coon John Terry memang memukau. Kucing ras itu bertubuh besar. Bahkan kucing ras...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img