Keduanya beradu cantik di hadapan tiga juri kontes demi meraih gelar terbaik. Sambil berjongkok, ketiga juri – E.Efendy, Nandi SR, dan Budihartono – mengamati kelengkapan penghuni akuarium 036. “Golden base tampil lebih aktif dan lincah. Warna merah pun lebih bercahaya. Ini yang juara,” ujar E. endy. Selama sejam menjuri, para juri sepakat menyematkan gelar grand champion pada golden base.
Pantas bila gelar terhormat itu jatuh di tangan golden base jagoan Uzan, Java Team. “Ia paling menonjol dibanding kemalau, cinhua A, dan cinhua B. Ia sangat aktif dan bermental juara,” ujar Budihartono. Menurut Budi – panggilan Budihartono – louhan bernongnong super itu tampil percaya diri saat penilaian terakhir. Gaya “bertarung” yang lincah dan aktif membuat golden base menjadi the best.
Keistimewaan lain pun turut memikat hati juri. “ Ia memiliki warna dan mental yang bagus. Bukaan ekor pun sempurna,” ujar Effendy. Walaupun ada bekas luka di kepala, tetapi warna merah ngejreng didukung ekor atas dan bawah yang wah mampu menutup kekurangan. Ikan bernongnong jumbo itu akhirnya berhasil meraup total nilai 280 dan mendepak kemalau, cinhua A, dan cinhua B. Gelar grand champion pun jatuh dalam pelukan.
Perjuangan golden base
Meraih takhta tertinggi di grand final kontes louhan tidaklah mudah. Di kelas sendiri, golden base harus berhadapan dengan 28 pesaing lain dari berbagai kota seperti Makassar, Malang, Solo, Bandung, dan Jakarta. Di kelas yang menilai warna dasar itu ia harus beradu molek dengan louhan andalan Rennes Harjono asal Makassar. “Ikan dari Makassar itu juga bagus. Kepala dan nongnong mewah,” ujar Sekjen Perhimpunan Pecinta Louhan Indonesia (P2LI). Penghuni akuarium 056 itu berusaha mengalahkan sang jawara. Sayang, warna merah terang andalan sang kampiun terlalu berat dikalahkan. Terpaut 200 poin membuat ia melaju ke babak grand champion mewakili kelas golden base.
Di sana musuh bebuyutan telah siap menghadang. Jawara kemalau, cinhua A, dan cinhua B adalah langganan kampiun pada kontes louhan di putaran liga sebelumnya. Kemalau misalnya meraih kemenangan pada putaran V di Makassar dan putaran VI di Bandung. Tak pelak, golden base harus berjuang mati-matian mengalahkan kejayaan para pesaing.
Kemalau bertarung dengan mengandalkan senjata pamungkasnya, mutiara pasir yang bercahaya dan unik di kepala dan sekujur tubuh. “Dari segi mutiara dia memang paling bagus,” kata Nandi SR. Keistimewaan penghuni akuarium 135 itu juga terlihat pada marking yang penuh dari kepala hingga ekor. Sayang, para juri menemukan white spot pada mulut. Ia semakin terpuruk lantaran gradasi warna tidak muncul dan fi rst impression kurang maksimal.
Pun jawara cinhua A dan B berjuang keras mengalahkan warna ngejreng golden base. Tampil dengan mutiara yang penuh cinhua A jagoan Yohannes asal Java Team berenang lincah di hadapan para juri. “Selain kepala, ia memiliki sirip atas dan bawah yang bagus,” ujar Budi. Sayang, ikan tidak dalam performa terbaik. Warna kurang bercahaya ditambah nongnong tidak maksimal. Cinhua A harus rela memberikan gelar terbaik kepada golden base.
Pertarungan seru juga berlangsung di kelas cencu B. Diikuti 22 peserta dari Jakarta, Bandung, Malang, Klaten, Solo, dan Makassar, semuanya tampil ngotot. “Di kelas cencu B ketat lantaran ikan banyak dan kualitas ikan bagus-bagus,” kata Effendy. Cencu jagoan Vincent asal Java Team mengukuhkan diri sebagai terbaik. Ia berhasil mengantongi poin tertinggi – 140 poin – dan berhak duduk di kursi jawara. “Ikan itu komplit. Kepala dan tubuh sangat bagus,” tambahnya.
Juara liga
Tak hanya louhan yang bertarung untuk meraih posisi terhormat. Tim yang merawat dan mengurus louhan agar tampil sempurna juga beradu gengsi meraih juara tim dan juara liga 2005. Indonesia Louhan Club (ILC) asal Jakarta berhasil menjuarai liga Alfamart 2005.
Itu lantaran sejak awal kelompok yang dibentuk oleh Pudjianto, peternak louhan kawakan asal Jakarta itu memulai liga dengan baik. “Tim itu sangat kompak. Ia juga didukung materi ikan maupun breeder yang bagus,” kata Effendy. Maklum, di sana bercokol peternak louhan tangguh seperti Anton, Jimmy, dan Ko Cuen yang kerap menciptakan louhan kualitas kontes. Juara kedua liga dipegang Java Team lalu disusul Makassar Tim dan ILM.
Kontes yang bertajuk Alfamart Jakarta Louhan Competition 2005 itu terbilang sukses menjaring peserta. Sebanyak 206 mania louhan dari seluruh nusantara turut meramaikan putaran grand final kontes kecantikan louhan itu. “Kondisi louhan di Indonesia semakin bagus. Pada 2006 kriteria penilaian harus lebih baik. Jumlah peserta pun harus bisa mencapai 250,” tutur Pudjianto, pentolan P2LI. Menurut Bapak louhan Indonesia itu untuk memajukan louhan Indonesia di masa mendatang, selain kontes para peternak juga harus bisa menciptakan strain baru. “Kita tunggu di kontes louhan liga Alfamart 2006,” katanya. (Rahmansyah Dermawan)