Trubus.id— Penanaman cabai di dalam greenhouse kini kian populer diterapkan. Salah satunya di Kabupaten Banyuwangi. Menanam cabai di greenhouse menjadi program unggulan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi sejak 2021.
Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda, S.P., M.Tr.P. mengatakan, rumah tanam pintar (smart greenhouse) unggul dari kontrol agroklimat serta otomatisasi penyiraman dan pemupukkan.
Ada 14 kecamatan di Banyuwangi yang menjadi lokasi budidaya cabai dalam grennhouse. Hingga Desember 2022 terpasang alat otomatisasi budidaya secara digital di Kecamatan Rogojampi dan Muncar. Rumah tanam pintar berukuran 8 m × 15 m berkapasitas 20.000—30.000 polibag.
“Kami isi 10.000 agar tidak terlalu rapat,” kata Ilham.
Menurut Ilham selama ini Kabupaten Banyuwangi menjadi sentra cabai. Ia menginginkan ketersediaan cabai tetap terpenuhi sepanjang tahun meski penanaman pada musim hujan.
Seperti diketahui, saat musim hujan, serangan penyakit mengganas sehingga hasil panen kurang optimal. Penggunaan greenhouse menjadi solusi karena agroklimat lebih terkendali.
Menurut Ilham biaya investasi pembangunan greenhouse berukuran 8 m × 15 m berkerangka besi dan batako mencapai Rp90 juta—Rp100 juta. Namun, jika terlalu mahal Ilham merekomendasikan greenhouse berkerangka bambu yang biayanya hanya Rp40 juta.
Biaya itu untuk membuat dua grennhouse berukuran masing-masing 8 m × 15 m yang tahan 5 tahun. Jadi, lebih terjangkau meski ketahanannya masih kalah dengan rangka besi yang mampu bertahan hingga 15 tahun.
Selain itu, Ilham menilai biaya produksi cabai rawit di greenhouse Rp3.000 per tanaman. Biaya itu lebih murah dibandingkan dengan budidaya konvensional yang mencapai Rp10.000 per tanaman.
“Lebih murah karena bisa hemat biaya pestisida hingga 70%,” kata Ilham. Menurut Ilham cabai rawit di dalam greenhouse mulai bisa dipanen sejak umur 3 bulan. Produksi mencapai 3—5 kg per tanaman.