Peristiwa dua tahun lalu itu sangat membekas di hati para petani pamelo Magetan. Harapan meraup keuntungan jutaan rupiah akhirnya kandas. Hama utama buah-buahan itu merusak hampir seluruh areal pamelo. Buah berjatuhan sebelum matang. Kalaupun ada yang dipanen, buah tak dapat dikonsumsi karena busuk. Kesimpulannya tak serupiah pun bisa dikantongi.
Lalat buah juga jadi kambing hitam tersendatnya ekspor buah-buahan Nusantara. Gara-gara setitik tusukan Bactrocera dorsalis betina, produk hortikultura khususnya buahbuahan negara kita banyak ditolak. Itu sangat merugikan. Fenomena famili Tripidae itu belum terselesaikan secara tuntas meskipun segala cara telah ditempuh.
Angin segar datang, tatkala pemerintah m e r e k om e n d a s i k a n pemikat lalat buah jantan berupa bahan aktif methyl eugenol. Menurut Sugito, ketua kelompok tani Marko Rukun 5 Magetan, atraktan ini mampu menekan serangan musuh pekebun buah. Buah yang terserang hanya 8 % saja. Ternyata metode ini menyimpan kelemahan. Yang terjebak oleh perangkap ini hanya jantan. Sehingga sang betina masih aktif menusukkan ovipositor-nya.
Harapan menuai untung kembali terkuak, ketika para pekebun mengenal Tracer 0,2 CB. Insektisida alami yang dikeluarkan PT Dow Agrosciences Indonesia itu dipakai pekebun jeruk besar setahun lalu. Alhasil, kerusakan karena fruit fl y hanya berkisar 2 % saja. Bahkan ada salah seorang pekebun yang tidak terserang sama sekali. Tracer benar-benar telah mengusir mimpi buruk mereka.
Tracer 0,2 CB berbahan aktif alami, spinosad. Bahan aktif itu turunan dari hasil metabolisme bakteri Saccharopolyspora spinosa yang efektif membasmi serangga, terutama lalat buah. Insektisida alami yang terdiri atas gula, protein nabati, air, dan spinosad itu tidak meninggalkan efek residu pasca aplikasi. Wajar, jika EPA (Environmental Protection Agency), Amerika Serikat memasukkan spinosad dalam program resiko rendah, dan sponosad juga memperoleh penghargaan Presidential Green Chemistry Challange Award 1999.
Awalnya ada juga petani yang kapok setelah memakai Tracer. Insektisida ini seakan-akan tidak berpengaruh apa-apa. Setelah ditelusuri ,ternyata hanya satu kali aplikasi saja “Umpan lalat buah ini kurang efektif jika tidak dibarengi dengan pengendalian lain, dan aplikasinya minimal 6—8 kali setiap musim” ujar Endro Gutomo, marketing service PT Dow Agrosciences. Pengendalian lain seperti sanitasi–membersihkan atau membuang buah yang terserang dari areal perkebunan–, dan pemasangan perangkap sangat dibutuhkan agar Tracer 0,2 CB bekerja efektif.
Apabila sanitasi telah dilakukan, pasanglah perangkap. Agar tingkat serangan lalat buah termonitor. Jika banyak lalat terperangkap berarti intensitas penyerangan tinggi. Langkah selanjutnya, segera gunakan Tracer 0,2 CB. Dengan dosis dan aplikasi tepat, insektisida alami itu efektif bekerja.
Selain sanitasi dan monitoring, kebersihan alat-alat juga harus diperhatikan. Peralatan yang kurang bersih bisa menjadi tempat tumbuh mikroba yang akan mencemari campuran di penyemprotan selanjutnya. Untuk menghindari hal tersebut, bilaslah peralatan sebanyak 3 kali.
Pencampuran
Tracer 0,2 CB sangat irit. Untuk 1 ha, hanya diperlukan 1 liter Tracer 0,2 CB dalam 10 liter air. Pencampuran harus homogen. Caranya, tuangkan Tracer 0,2 CB ke dalam ember yang berisi 10 liter air sambil diaduk selama 5 menit. Jika larutan sudah tercampur sempurna, tuangkan ke dalam alat semprot. Campuran harus digunakan dalam tempo 24 jam sejak dilarutkan.
Penyemprotan
Untuk mempermudah pengaplikasian, sebaiknya menggunakan alat semprot punggung semi otomatis. Nosel yang digunakan berukuran besar, sehingga menghasilkan butiran air 1 mm—4 mm. Berbeda dengan insektisida biasa, penyemprotan Tracer 0,2 CB diarahkan pada bagian bawah daun tanaman, pada luasan kirakira 1 m2 dari tajuk tanman yang menghadap timur. Penyemprotan dilakukan secara berselang-seling, baik di baris tanaman maupun di lajur tanaman. Penyemprotan selanjutnya diaplikasikan pada tanaman yang tidak disemprot pada tahap pertama, dan begitu selanjutnya.
Tracer 0,2 CB sebagai sumber makanan dapat mengundang lalat buah, baik jantan maupun betina. Fruit fl y yang hinggap menjilat campuran Tracer tersebut. Spinosad yang terkandung di dalamnya dapat melumpuhkan serangga, sehingga lalat buah akan mati. Penggunaan Tracer 0,2 CB dinilai sangat efektif. Selain bisa meningkatkan produksi, harapan menjadi negara pengekspor buah-buahan dapat terwujud.
Kini, Sugito dan kelompok taninya bebas dari mimpi buruk. Ia memanen 19,6 ton dari lahan 1 ha di Desa Gelotan, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Pil pahit itu kini berubah menjadi madu. ***