Monday, March 27, 2023

Bisnis Keripik Pepaya, Omzet Puluhan Juta Rupiah

Rekomendasi

Trubus.id — Arief Joko Saptono, S.Kom., produsen keripik pepaya asal Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sukses mengantongi pendapatan Rp42,5 juta dari setiap bulan.

Arief memasarkan keripik pepaya pada empat segmen pasar. Di antaranya segmen pengecer, agen, distributor, dan toko buah langganan. Empat segmen pasar itu tersebar di berbagai wilayah seperti DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Barat (Depok dan Bekasi), dan Jawa Tengah (Semarang).

Arief menerapkan pembelian 20 bungkus dengan harga Rp12.000 per kemasan untuk segmen pengecer. Setiap pengecer biasanya mengambil 20–40 bungkus. Arief memiliki sekitar 50 pengecer langganan.

Pembelian di tingkat agen minimal 500 bungkus dengan harga Rp10.500 per kemasan. Pemesanan untuk distributor minimal 1.000 bungkus dengan harga Rp9.500 per kemasan. Adapun pembelian untuk toko buah, Arief tidak menerapkan batas pembelian.

“Permintaan keripik dari toko buah belum banyak,” kata pria berumur 34 tahun itu.

Harga keripik Rp15.000 per kemasan di toko buah. Ia memilih pepaya mentah berkulit hijau segar untuk bahan baku. Pepaya mentah berkadar air rendah sehingga memudahkan pengolahan. Diameter pepaya 10–12 cm dengan panjang 20 cm.

Sekali produksi, Arief membutuhkan 10 karung pepaya mentah atau setara 300 kg. Arief memotong buah, lalu mengiris tipis tanpa membuang kulit. Ketebalan potongan sekitar 2 milimeter dengan lebar 1,5 cm dan panjang 7 cm.

Setelah pemotongan, ia mencuci menggunakan air yang dicampur aneka rempah. Proses selanjutnya adalah penjemuran selama 1 hari. Daging pepaya siap olah jika terdengar suara “krek” saat dipatahkan.

Arief lantas merendam daging pepaya kering ke dalam bumbu berisi rempah-rempah selama 20 menit. Tujuannya, meningkatkan cita rasa sekaligus menciptakan tekstur renyah yang dobel. Setelah itu, penggorengan selama 5 menit.

Tahap terakhir, ia menambahkan sejumlah varian rasa pedas. Arief menamakan produk keripik pepaya bikinannya itu La Katez. Arief memproduksi 1.000–2.000 La Katez setiap bulan. Volume produksi itu belum mencukup permintaan pasar yang mencapai dua kali lipat.

Ia mengaku terkendala bahan baku. Saat harga pepaya tinggi pekebun enggan menjual mentah. Oleh karena itu, Arief mengambil bahan baku dari tanaman di rumah warga.

“Mereka tidak terlalu mempertimbangkan penjualan saat mentah atau masak,” papar Arief.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tips Menjaga Sapi Perah agar Tetap Produktif

Trubus.id — Memelihara sapi perah harus intensif. Pasalnya banyak tantangan yang dapat membuat produksi susu sapi merosot. Misalnya sapi...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img