Trubus.id — Tananam avokad miki setinggi 2 meter di pot itu berbuah lebat. Terlihat sekitar 22 buah avokad berbobot masing-masing 600 gram bergelantungan di pohon. Tanaman avokad miki tumbuh produktif pada pot itu milik Agus Joko Susilo, penangkar avokad di Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Menurut Agus, tanaman avokad di pot mampu berbuah produktif jika perawatan tepat. Agus menuturkan, merawat tabulampot miki gampang-gampang susah.
Media tanam berperan penting. Agus menggunakan campuran tanah, sekam, dan pupuk kandang dengan komposisi 3:2:1.
“Perlu juga ditambahkan kapur pertanian sebanyak 15 sendok makan dan diasinon 1 sendok makan,” kata Agus.
Agus memberikan pupuk susulan berupa NPK setelah 1–1,5 bulan pascatanam, bukan setelah tanam langsung diberi pupuk kimia. Hal ini dilakukan karena tanaman bisa stres.
Pada tabulampot kurang dari setahun, Agus memberikan 1 sendok makan datar pupuk NPK dengan interval 20 hari sekali. Setelah umur setahun sejak pemupukan pertama, dosisnya meningkat 1,5–2 sendok makan karena tanaman semakin besar.
Selanjutnya, Agus memberikan pestisida berbahan aktif imidakloprid untuk mencegah serangan hama. Ia menyemprotkannya sebulan sekali. Namun, ketika serangan hama kutu putih muncul, intensitas penyemprotan meningkat.
“Hari ini saya semprot, lalu dua hari kemudian, lalu tiga hari kemudian. Cukup tiga kali semprot, hama biasanya terkendali,” tuturnya.
Menurut Agus, tabulampot avokad miki sejatinya sudah bisa dibuahkan sejak berumur setahun. Namun, kondisi itu kurang ideal. Harusnya dikuatkan dulu akar, batang, daun, dan ranting tanaman. Jadi, idealnya umur 1,5 tahun mulai bisa dibuahkan.
Saat awal berbuah, tanaman baru menghasilkan 2–3 buah. Produktivitas buah mulai stabil saat tanaman berumur tiga tahun. Umur sekitar tiga tahun ke atas mulai stabil produktivitasnya berkisar 22–26 buah per tanaman. Bobotnya bisa 6 ons.
Setelah umur tiga tahun, Agus menyarankan untuk mengurangi media tanam dan menambahkan dengan yang baru. Perlu ada pergantian pot dengan mengurangi media tanam sekitar 20%. Cara mengurangi media cukup dengan menyemprotkan air dengan selang ke arah media tanam. Nanti media tanam keluar sendiri dari pot karena tekanan air.