Trubus.id — Mengonsumsi pangan bergizi menjadi kunci pencegahan stunting. Salah satu sumber pangan bergizi berasal dari hewani. Menurut Prof. Hardinsyah, Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor, jenis pangan hewani sangat beragam. Seperti telur, ikan, daging, dan susu.
Setiap daerah juga memiliki keunikan pangan hewani tersendiri. Misalnya, di wilayah Indonesia Timur, protein dapat diperoleh dari konsumsi ulat dan serangga.
“Jangan berpikiran bahwa pangan hewani mahal dan sulit dijangkau, karena tergantung dari konteks kelokalannya dan bagaimana kita membangun budayanya,” kata Hardinsyah, dikutip dari laman IPB University.
Keunikan pangan hewani bagi pemenuhan gizi bukan tanpa sebab. Kandungannya kaya akan protein, vitamin, mineral, asam lemak, sumber energi, dan memiliki nilai manfaat biologis lebih unggul.
“Variasi olahannya juga luar biasa dari sederhana sampai puluhan bumbu, bisa dari ikan, unggas, hingga ruminansia. Belum lagi cita rasanya enak walau kadang menjadi sumber alergi bagi beberapa orang,” tuturnya.
Bagi ibu hamil, penekanan konsumsi idealnya adalah empat porsi sehari untuk tri semester pertama. Misalnya, konsumsi ikan 150 gram dalam sehari minimal empat kali dalam seminggu. Konsumsi pangan hewani ini perlu dibiasakan oleh ibu hamil.
“Dalam lingkungan yang terkontrol, hasil meta analisis dari berbagai gabungan penelitian menunjukkan konsumsi pangan seperti ini dinilai bisa mencegah stunting,” katanya.
Pola konsumsi pangan Indonesia berdasarkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) berdasarkan kuintil pengeluaran pangan 2022 menunjukkan nilai yang membaik, tetapi belum merata.
Memang, sudah terdapat peningkatan konsumsi pangan hewani namun masih belum berdampak besar. Padahal, pangan hewani sangat penting dalam pembentukan tulang rawan pada janin. Tinggi atau panjang badan menentukan status gizi anak.
“Pemberian tablet tambah darah tidak akan berperan signifikan tanpa diiringi oleh pemenuhan gizi lain yang cukup, masih banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan,” paparnya.
Edukasi gizi pada calon pengantin juga seharusnya melibatkan calon pengantin pria. Gizi yang baik akan menentukan kualitas sperma. Fokus tentang pentingnya pemenuhan protein yang berkualitas ini menjadi penting menyertai kebutuhan vitamin dan mineral dan juga pemenuhan energi secara total.
Menurutnya, konsumsi pangan hewani dalam pencegahan stunting berperan dalam pembentukan tulang rawan. Selain itu, menormalkan hormon pertumbuhan terutama IGF-1. Komposisi tulang terdiri atas kolagen, mineral, dan air. Kombinasi ini penting untuk pembentukan tulang rawan yang baik dan sempurna.
Pasokan kolagen dan mineral ini dapat diperoleh dari pangan hewani. Karenanya, zat gizi pada pangan hewani terbukti meningkatkan pertumbuhan linear janin dan anak.
Di sisi lain, harus dipastikan pada setiap pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) selalu ada satu porsi pangan hewani.
“Selain mencegah stunting, konsumsi pangan hewani dapat memberikan manfaat tambahan. Ibu dan anak tercegah dari anemia dan berkulit bagus serta awet muda,” terangnya.
Generasi Z perlu diberikan edukasi terkait perilaku gizi dan hidup sehat. Pemerintah perlu menyediakan ruang dan lingkungan yang baik karena generasi Z sudah memiliki potensi dan kepedulian, baik terkait sistem pangan yang baik maupun kesehatan jiwa dan raga.