Alokasia

Alokasi baru yang kokoh dan eksotis.
Tangkai alokasia lazimnya berukuran besar menopang daun lebar, mirip daun talas. Namun, berbeda dengan alokasia variegata koleksi pehobi di Ciapus, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Febriadi. Tangkai alokasia itu hanya 5 cm, menopang daun mini selebar 4—6 cm. Warna daun belang, perpaduan hijau dan putih. Ketika melihat alokasia variegata itu, Febriadi tertarik untuk memilikinya.

Tanpa berpikir panjang, Febriadi memboyong tanaman kerabat keladi itu ke rumah. Ia memboyong kerabat keladi itu Rp750.000 per tanaman. Selain membeli alokasia variegata, Febriadi juga membeli enam jenis lainnya yaitu parasol, rugosha, scalprum, chayi, black velvet ninja, dan silver asal Kalimantan. Febriadi tertarik pada tanaman kerabat aglaonema itu karena ketebalan daun yang berbeda dari tanaman hias lain.
Jenis baru
Alasan lain karena Febriadi merasa tertantang dalam perawatan serta perbanyakan alokasia yang cukup sulit. Menurut pekebun sejak 2006 itu alokasia kembali menarik perhatian pehobi lantaran banyak bentuk tulang daun yang unik. Semakin langka alokasia, semakin banyak pehobi yang mengincarnya. Saat ini daun baru alokasia variegata itu muncul lagi. Pria kelahiran 25 Februari 1989 itu bukan satu-satunya pehobi di daerah Bogor.

Di sana juga ada Djojohadi Haristiono Eka Putra. Pehobi itu memiliki 8 jenis alokasia di halaman belakang rumahnya. Ada black infernalis, sinuata, reginae, rhinoskin, dan longiloba variegata. Ia juga mengoleksi alokasia berdaun tebal berwarna hijau kehitaman asal Kapuas, Kalimantan Barat. Kerabat keladi itu kesayangan Djojohadi. Maklum selain terkesan kuat dan kokoh, jenis itu termasuk langka.

Pehobi keladi itu rela merogoh kocek hingga Rp500.000 per 3 daun untuk alokasia sinuata. Jenis lain, alokasia 5 daun dengan warna daun hitam hingga keperakan. Pehobi sejak 2013 itu mendapatkan alokasia maharani dari pehobi lain di Jawa Timur seharga Rp1.500.000. Masih dari Ciapus, Kabupaten Bogor, Pandu, juga mengoelski beragam alokasia baru seperti suhermaniana, nebula, dan zebrina.

Perawatan
Merawat alokasia tidak semudah merawat tanaman berdaun lain seperti keladi atau aglaonema. Pemberian air setiap hari tidak cukup untuk pertumbuhan alokasia. Pehobi sebaiknya menggunakan air tanah, bukan air yang mengandung klorin dari Perusahaan Air Minum (PAM). Air PAM dapat menghambat pertumbuhan alokasia bahkan beberapa jenis seperti alokasia silver mati. Penyiraman pada pagi atau sore hari.

Tanaman kerabat keladi itu pun hanya membutuhkan pencahayaan dengan intensitas 30—45%. Alokasia juga membutuhkan pupuk NPK yang bersifat lambat urai atau slow release. Misalnya dekastar 18:9:10 yang memiliki kandungan nitrogen tinggi. Pemberian pupuk itu cukup 3—6 bulan sekali dengan dosis 1 sendok makan per tanaman. Pemberian pupuk dengan cara menyemprotkan ke daun atau media tanam dengan sprayer.

Menurut Djojohadi media harus diganti setiap enam bulan sekali. Media yang baik untuk tanaman anggota famili Araceae itu berupa campuran andam, daun bambu tali kering, dan cacahan pakis dengan perbandingan 3:1:1. Tingkat porositas sangat penting untuk media tanaman asal Amerika selatan itu agar akar tidak busuk. (Tiffani Dias Anggraeni)