Kecil-kecil cabai rawit. Walau bersosok mungil, penampilannya justru indah.
“It tastes like chery tart, custard, pineapple,” gumam Alice. Seketika itu tubuhnya menyusut. Ia pun berhasil masuk dan mengejar kelinci berjas ke dalam lubang. Sang kelinci dalam film Alice in Wonderland itu bertugas menarik perhatian Alice. Tujuannya supaya gadis belia itu masuk dan membantu pasukan kelinci untuk menyelamatkan Wonderland dari cengkeraman Ratu Merah yang merebut kekuasaan dari adiknya, Ratu Putih.
Selama perjalanan banyak hambatan yang dihadapi. Suatu kali Alice harus berhadapan dengan pasukan kartu merah yang berusaha menangkapnya. Beruntung, Alice berhasil melarikan diri ditemani Tweedledee dan Tweedledum, dua bersaudara kembar bersosok gendut. Boleh jadi sosok tokoh dalam novel karya penulis Inggris, Charles Lutwidge Dodgson itu yang menginspirasi Chandra Gunawan, pemilik nurseri Godong Ijo, menyematkan nama tweedle pada salah satu koleksi bromeliad mininya.
Dalam pot
Lihatlah sosoknya yang elok. Daun bromeliad itu terlihat kokoh dengan susunan berbentuk spiral. Setiap helainya menampilkan warna merah darah berbercak hijau. Tingginya tak lebih dari 20 cm. Bentuknya menyerupai si kembar Tweedle, gendut. Tweedle due—nama bromeliad mini itu juga cenderung meninggi sesuai dengan jenisnya, Achmea yang berarti sebuah tombak. Achmea normal bisa mencapai tinggi setengah meter.
Di dekat situ, terlihat guzmania yang juga bersosok pendek. Tingginya hanya sepertiga ukuran normal. Guzmania theresa, nama bromeliad mini itu, diperoleh Chandra dari Cagayan de oro, Mindanau, Filipina, 5 tahun silam. Penampilannya menawan dengan daun berwarna hijau yang ramping dan tersusun membentuk mahkota padat. Sosoknya kian menawan dengan bunga mungil berwarna merah-jingga berpadu kuning cerah. Demi memperoleh tanaman yang namanya diambil dari farmakolog dan naturalis Spanyol, Anastasio Guzman, itu Chandra harus melewati perjalanan darat selama 9 jam. Namun, lelahnya terbayar dengan kemolekan guzmania mini.
Lalu tengoklah Neoregelia australian hybrid spot dalam ukuran mini. Bromeliad yang Chandra dapat 5 tahun lalu dari Amerika latin itu tingginya tak lebih dari 10 cm. Ia bersemat nama wild tiger karena perpaduan warnanya mirip bulu macan: merah bercak kuning. Panjang daun tak lebih dari sejengkal.
Kehadiran bromeliad-bromeliad mini itu memang memikat. “Khas karena sosoknya tidak bisa besar seperti lazimnya bromeliad,” ujar Eka, anggota staf di nurseri Santi Orchid di Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan, yang mendatangkan bromeliad mini setahun silam. Panjang daun bromeliad normal bisa mencapai 30—50 cm sementara bromelia mini hanya belasan cm. Sosok yang mungil membuat kerabat nanas itu cocok sebagai tanaman pot untuk penghias dalam ruangan, pun sebagai elemen taman, termasuk taman vertikal. Ir Hari Harjanto, perancang taman di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, sepakat bromeliad mini cocok sebagai elemen taman tropis.
“Karakter tanaman keras sesuai dengan habitatnya di daerah tropis. Si mini ini cocok untuk dipadukan dengan tanaman tropis lainnya, seperti philodendron, palem, dan diberi tambahan ornamen taman misalnya batu-batuan sehingga memberikan kesan tropis,” tutur perancang taman alumnus Institut Pertanian Bogor itu. Hari menyarankan, sebaiknya untuk bromeliad berwarna selain hijau letakkan di bawah pohon-pohon besar agar mendapat naungan. Bromeliad berwarna selain hijau biasanya mudah terbakar.
Lambat
Menurut Dhendi Supriadi, pengelola nurseri Ciapus Bromel di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pertumbuhan bromeliad mini cenderung lambat. “Kalau bromeliad umumnya umur 3 bulan sudah bisa terlihat bentuknya, untuk mini setelah 6 bulan,” tutur Dhendi. Si mini pun sulit diperbanyak. Selama 5 tahun Dhendi hanya mendapat 20 anakan guzmania mini. Ahli fisiologi tumbuhan dari Institut Pertanian Bogor, Ir Edhi Sandra MS, menduga bromeliad mini merupakan mutasi.
Mutasi merupakan perubahan genetik dan bersifat permanen. Benny Tjia PhD, ahli florikultura alumnus Universitas Missouri, Amerika Serikat, mengungkapkan perubahan sifat tanaman bisa berupa fisik maupun nonfisik. Bentuk lebih kecil seperti pada N. australian hybrid spot merupakan contoh nyata pada perubahan fisik. Sedangkan pada nonfisik, terjadi perlambatan pertumbuhan.
“Perubahan menjadi kecil menyebabkan sumber penghasil auksin di pucuk serta sumber penghasil sitokinin di ujung akar juga menjadi kecil sehingga jumlah hormon yang dihasilkan juga menjadi sedikit,” kata Edhi. Auksin berperan sebagai zat pengatur tumbuh yang mempengaruhi pertambahan panjang dan cabang akar. Sedangkan stimulus pembelahan sel dan perangsangan tunas pucuk dipengaruhi oleh hormon sitokinin.
Kekurangan hormon menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat. Itulah sebabnya perbanyakan vegetatif yang dilakukan Dhendi selama 5 tahun baru menghasilkan 20 anakan. (Pressi Hapsari Fadillah/Peliput: Bondan Setiawan dan Nurul Aldha Mauliddina Siregar)
FOTO:
- Wild tiger didapat dari Amerika latin
- Tweedle due, si Achmea mini
- Guzmania mini asal Filipina memiliki bunga yang tahan mekar selama 2 bulan
- Umumnya neoregelia berukuran 30 cm
- Bromeliad cocok sebagai elemen taman tropis dan taman vertikal