Kelinci pedaging sekaligus kelinci hias. Corak dan ragam warna bulu variatif.
Kelinci itu bertubuh bongsor, bobot dewasa rata-rata 5 kg. Bobot itu jauh di atas rata-rata kelinci lokal yang hanya berbobot 1,5—3 kg. Tubuh berdaging padat dibalut bulu halus makin membuatnya menggemaskan seperti boneka. Sosok lucunya membuat orang yang melihatnya ingin memeluk atau sekadar mengusap. Itulah kelinci ras new zealand di penangkaran milik Achmad Taif Umar, di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Taif menangkarkan ras new zealand sejak 2015. Alumnus Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran itu tertarik menangkarkan kelinci karena berprospek di tanah air. “Sosoknya bongsor, bisa untuk hias dan pedaging,” kata Taif. Pada 2015 Taif mengembangkan kelinci new zealand berwarna putih. Ia memperoleh sepasang anakan dari rekannya penangkar kelinci di Yogyakarta.

Beragam
Pada Mei 2019, Taif mendatangkan 4 pasang varian anyar new zealand, yakni black berbulu hitam, broken black (separuh hitam separuh putih), red (merah), dan broken red (separuh merah sparuh putih). Meskipun bernama new zealand, sejatinya kelinci bongsor itu dikembangkan di Amerika Serikat dan diakui American Rabbit Breeder Association (ARBA) sejak 1916.
Selandia Baru dihargai sebagai ikon karena sosok kelinci bongsor, tumbuh cepat, dan produksi daging baik. Negeri Awan Putih itu sohor sebagai negara penghasil pangan unggul. Bobot optimal ras new zealand bisa mencapai 5,4 kilogram per ekor. Menurut Taif sejatinya kelinci new zealand bisa dikembangkan untuk pedaging. Namun, karena masih baru di tanah air dan populasi terbatas sementara masih berkembang sebagai kelinci hias.
Kelinci new zealand terbagi menjadi empat varian warna yakni putih, hitam, merah dan broken atau campuran 2 warna. “Broken bisa saja broken red atau broken black,” kata pemuda berumur 26 tahun itu. Menurut juri kelinci internasional ARBA di Bekasi, Jawa Barat, Agustina Arie Wardhani, ras new zealand relatif anyar di tanah air. Pada saat kontes, peserta ras itu masih sedikit dibandingkan dengan jenis lainnya.
Menurut Arie pada saat kontes kelinci lazimnya melombakan satu ras berdasarkan varietas atau antarwarna terlebih dahulu. Juri akan memperoleh masing-masing best variety atau juara setiap varian. Setelah itu barulah juri kembali melombakan untuk memperoleh best of breed atau ras terbaik. Artinya penangkar bisa memilih varian tertentu untuk spesialisasi.
Kualitas
Menurut Taif bisa saja antarvarian dikawinkan. Namun, penangkar wajib memberikan keterangan pada konsumen mengenai informasi tetua anakan jika hendak menjual. Tujuannya memandu konsumen jika ingin menangkarkan kembali. Misal new zealand putih disilangkan dengan warna hitam, anakannya tidak akan seragam, bisa berwarna putih atau hitam. “Anakan hasil persilangan bisa membawa genetik kakek-neneknya, karena itu penting menginformasikan keterangan anakan pada konsumen,” kata Taif.

Rata-rata new zealand bisa dikawinkan pada umur 8 bulan. Sekali melahirkan seekor induk betina menghasilkan 5—7 ekor. Harga jual anakan 3—4 bulan Rp2,5 juta—Rp6 juta bergantung kualitas. Mutu anakan terbagi menjadi tiga yakni, kualitas kontes, kualitas indukan, dan kualitas peliharaan. Kualitas kontes berharga paling tinggi karena paling mendekati standar ras jawara versi ARBA. “Rata-rata 1—3 anakan berkualitas show jika indukan dari terah bagus juga,” kata Taif.
Umur 3 bulan pas untuk dijual. Kelinci lepas sapih pada umur 1 bulan. Pada umur 2 bulan kelinci mulai beradaptasi dengan lingkungan dan pakan. Oleh karena itu pada bulan ke-3 sudah bisa dikirim pada konsumen. Penelitian Yusuf Eko Prianto dari Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, suhu ideal untuk kelinci ras new zealand 23—25℃. Suhu itu mendekati zona nyaman pertumbuhan kelinci ras new zealand.
Itu terbukti dengan konsumsi bahan kering, pertambahan bobot, dan nilai konversi pakan terbaik pada suhu 23—25℃. Makin tinggi suhu kian rendah nilai konsumsi bahan kering, pertambahan bobot, dan nilai konversi pakan. (Muhamad Fajar Ramadhan)