Monday, March 3, 2025

Kulit Kencang karena Sarang

Rekomendasi

Masker sarang burung walet mempercepat regeneresi dan mencerahkan kulit.

Marlienna Suwito, S.Sos., M.Psi, amat takjub dengan perubahan wajahnya. Semula wajah perempuan 37 tahun itu berwarna kemerahan akibat efek samping setelah perawatan laser skin resurfacing atau peremajaan kulit menggunakan laser. Menurut Marlienna efek samping itu lazimnya hingga 1 bulan pascaperwatan. Namun, hanya berselang 2 pekan kulit wajah Marlienna sudah mulus seperti sedia kala. “Bahkan terasa lebih kenyal, sehat, dan cerah dibandingkan sebelum perawatan,” katanya.

Beragam produk olahan sarang burung walet kreasi Marlienna Suwito, S.Sos., M.Psi..

Alumnus Master Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya itu, rutin menggunakan masker wajah berbahan sarang burung walet. Marlienna mengatakan, masker mengoptimalkan regenerasi kulit wajah. Ia menggunakan masker wajah berbahan dasar sarang burung walet menjelang tidur. Frekuensi penggunaan hanya dua kali setiap pekan. “Kelebihan masker sarang burung walet aman dipakai saat tidur,” kata Marlienna.

Kulit cerah

Marlienna meracik sendiri masker berbahan walet dibantu kolega asal Korea Selatan. Negeri Ginseng itu piawai dalam urusan membuat produk kecantikan. “Teknologi di Korea Selatan memadai mengolah sarang burung walet yang semula serpihan menjadi bubuk dan cair untuk bahan dasar masker,” kata Marlienna. Perempuan asal kota Bandarlampung, Lampung, itu memang akrab dengan sarang burung walet.

Harap mafhum, Lampung pernah menjadi salah satu sentra sarang burung walet. Menurut Marlienna dahulu keluarganya kerap mengolah sarang burung walet menjadi minuman tradisional. “Memang dari dulu pun sudah dikenal sebagai makanan sehat,” katanya. Ibu hamil dan balita kerap mengonsumsi minuman tradisional berbahan dasar sarang burung walet. Sepengamatan Marlienna ibu hamil yang rutin mengonsumsi sarang burung walet lazimnya melahirkan bayi yang memiliki kulit sehat dan cerah.

“Kulit cerah itu bisanya awet hingga bayi tumbuh dewasa,” kata Marlienna. Pengamatan secara empiris itulah yang membuat Marlienna tertarik membuat masker wajah berbahan sarang burung walet. Marlienna lebih memilih sarang burung walet alam sebagai bahan dasar produknya. Artinya bukan berasal dari gedung walet. “Bahan alami tentu hasilnya akan lebih optimal,” katanya.

Krim wajah berbahan dasar sarang burung walet kreasi Harry Wijaya, S.T.

Merasakan sendiri beragam faedah sarang burung walet. Marlienna makin serius mempromosikan beragam produk sarang burung walet. Adapun sejak 2016 sudah memulai terlebih dahulu dengan membuat produk minuman berbahan sarang burung walet siap minum. “Sayang sekali di Indonesia banyak yang belum mengenal sarang burung walet. Padahal, kita produsen sarang burung walet terbesar di dunia,” katanya.

Regenerasi kulit

Nun di Jakarta, Dr. Catherine Roeleejanto, S.S., M.M., pun merasakan faedah masker berbahan sarang burung walet. Perempuan 49 tahun itu mencoba masker berbahan sarang burung walet atas saran dari koleganya, praktikus walet di Jakarta, Harry Wijaya. Catherine merasakan perubahan saat hari ke-7 setelah rutin memakai masker. “Rasanya kulit lebih kencang dan cerah,” katanya.

Catherine memakai rutin masker sarang burung walet setelah membersihkan muka satu jam menjelang tidur. “Membersihkan masker dengan handuk yang dibasahi air hangat,” katanya. Menurut Catherine pada hari pertama hingga ketiga sensasi menggunakan masker cukup terasa, antara lain sensasi seolah kulit mengencang seperti tertarik. “Hari keempat baru sudah bisa adapatasi dengan sensasi itu,” katanya.

Menurut praktikus walet di Jakarta, Harry Wijaya, S.T., produk kecantikan berbahan sarang burung walet lazim di luar negeri. Namun, masih belum banyak berkembang di dalam negeri. Mengembangkan produk kecantikan berbahan sarang burung walet sangat potensial diterapkan di Indonesia. Sebab, ketersediaan bahan baku amat melimpah di dalam negeri.

Hasil penelitian periset di Kyoto Institute of Nutrition and Pathology, Jepang, Noriko Matsukawa, menunjukkan pemberian ekstrak sarang burung walet secara oral pada tikus ovariektomi atau yang sudah diangkat indung telurnya, dapat meningkatkan kekuatan tulang dan konsentrasi kalsium pada tulang femur tikus. Selain itu, ditemukan juga ketebalan kulit tikus juga meningkat dengan pemberian sarang burung walet.

Marlienna Suwito, S.Sos., M.Psi., (kanan) mengembangkan beragam produk olahan sarang burung walet setelah merasakan sendiri faedahnya.

Matsukawa mengatakan, sarang burung walet juga dapat memperbaiki patah tulang dan penuaan kulit pada wanita menopause. Adapun hasil penelitian Mirna Mualim memberikan gel dengan kandungan 10% berbahan sarang burung walet dapat membantu mempercepat penyembuhan luka. Periset di Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin itu mengatakan, sarang burung walet kaya akan glikosaminoglikan yang mirip dengan extracellular matrix.

Extracellular matrix memainkan peran penting dalam penyembuhan luka karena dapat berperan mengatur faktor pertumbuhan sitokin dan mengubah perilaku sel. Senyawa glikosaminoglikan dapat mengurangi pembentukan jaringan parut dan mempercepat penyembuhan luka. (Muhamad Fajar Ramadhan)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Inovasi Olahan Rumput Laut, Mi Hingga Agar Strip

Trubus.id–Usup Supriatna berhasil mengolah rumput laut menjadi produk inovatif berupa mi rumput laut dan agar strip. Mi rumput laut...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img