Friday, April 19, 2024

Fosil Hidup dari Masa Dino

Rekomendasi
- Advertisement -

 

Tinggi batang paku pohon bisa mencapai 25 mSikas pernah mendominasi muka bumi pada masa sekitar 57-juta tahun silam tapi kini banyak yang punahPaku pohon di area cagar alam dekat lembah Styx, Hobart, TasmaniaSikas bertajuk lebar. Daunnya selalu hijau, muncul dari ujung batang yang tambun. Sikas ditemukan di hampir semua daerah tropis dan subtropis dunia seperti Meksiko, Antilles, Amerika Serikat bagian tenggara, Australia, Melanesia, Mikronesia, Jepang, China, Asia Tenggara, India, Sri Lanka, Madagaskar, serta Afrika tropis dan Selatan. Namun keanekaragaman jenis paling banyak terdapat di Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Total terdapat sekitar 305 jenis sikas. Mereka terpisah dalam 12 marga dan 3 famili. Sebagian besar tumbuh di hutan dan padang semak yang mendapat intensitas cahaya matahari tinggi. Beberapa mendiami habitat semigurun yang keras dan rentan dilanda kebakaran dan kekeringan. Sebagian lagi tumbuh di tebing-tebing atau di atas bebatuan.

Zaman dinosaurus

Kecepatan siklus hidup sikas berbeda-beda tergantung jenisnya. Beberapa kelompok tumbuh sangat cepat dan mencapai kedewasaan hanya dalam waktu beberapa tahun. Sementara jenis lain butuh puluhan tahun untuk dapat berbunga. Beberapa jenis sikas bahkan mampu hidup ratusan tahun baik di alam liar maupun di penangkaran.

Berdasar catatan fosil, sikas tumbuh di muka bumi sejak setidaknya 280-juta tahun lalu. Bahkan ada dugaan tanaman purba itu ada sejak 325-juta tahun silam. Melihat penyebaran jenis-jenis sikas pada masa kini, diperkirakan nenek moyang sikas tersebar luas di 2 megabenua purba: Laurasia dan Gondwana, jauh sebelum terbentuknya masa benua seperti sekarang.

Pada masa itulah sikas mengalami diversifikasi hingga muncul ratusan jenis dan tersebar luas. Luasnya penyebaran itu membuat sikas menjadi salah satu tumbuhan utama di antara tumbuhan lain yang hidup hingga 57-juta tahun silam. Pantas jika dalam sejarah ilmu tumbuhan masa itu disebut sebagai ”zaman sikas”.

Pada masa itu, tumbuh-tumbuhan seperti sikas, bangsa pinus, dan bangsa ginkgo membentuk hutan luas yang menutupi sebagian besar muka daratan. Daun sikas dimakan dinosaurus herbivora. Fosil pollen sikas dari zaman itu ditemukan di semua benua dan pada berbagai elevasi, mulai dari Siberia hingga Antartika.

Memasuki era 50-juta – 60-juta tahun silam, keberadaan sikas mulai tergusur oleh tumbuhan lain yang lebih efektif dalam bereproduksi. Sikas memperbanyak diri dengan biji dari buah yang dihasilkan pohon betina. Pembuahan membutuhkan serbuksari dari pohon jantan karena sikas berumah dua. Padahal proses perkawinan alami dengan bantuan angin dan jenis serangga tertentu sulit terjadi. Akibatnya perlahan-lahan beberapa jenis sikas mulai punah. Oleh karenanya, jenis-jenis yang bertahan hingga sekarang patut dilestarikan sebagai warisan dari masa lampau.

Paku purba

Sosok sikas dengan tajuk lebar kerap dipadankan dengan paku pohon. Meski sosoknya mirip, keduanya tidak sekerabat. Jenis paku purba yang masuk dalam ordo Cyathales itu memiliki ciri berbatang tegak, berkayu, dan sosoknya mirip batang pohon. Sebagian besar termasuk dalam keluarga Cyathaceae (5 marga) dan Dicksoniaceae (3 marga). Saat ini diketahui setidaknya ada 1.000 jenis paku pohon.

Sebagian besar jenis paku pohon yang masih hidup hingga sekarang tumbuh di hutan tropis dan subtropis, serta di hutan hujan temperate di Australia, Selandia Baru, dan kepulauan lain di sekitarnya. Beberapa marga dapat ditemukan hingga ke daratan Eropa seperti di Culcita, Eropa Selatan.

Namun, penyebaran sebagian besar jenis paku pohon itu endemik di beberapa pulau, hanya tumbuh pada ketinggian tertentu saja, dan seringkali hanya ditemukan di puncak-puncak gunung. Sifat endemik itu masih belum diketahui penyebabnya hingga sekarang. Kebanyakan jenis paku-pakuan lain tersebar luas lantaran memiliki spora sangat kecil dan gampang diterbangkan angin. Namun, pada kasus paku pohon hal itu jarang terjadi.

Paku pohon terbesar dapat mencapai tinggi batang hingga 25 m. Namun, sebagian besar berbatang lebih pendek. Seperti sikas, dari ujung batang itu muncul daun-daun yang panjangnya bisa mencapai beberapa meter dan tersusun roset.

Catatan fosil menunjukkan paku pohon sudah ada sejak 200-juta tahun silam. Jenis-jenis dari keluarga Cyathaceae dan Dicksoniaceae umum dijumpai dari masa 150-juta tahun silam. Namun, jenis-jenis dari marga yang bertahan hingga kini baru muncul sekitar 65-juta tahun silam. Oleh karenanya diduga paku pohon baru mengalami spesifikasi mulai masa itu.

Punah massal

Kemunculan jenis-jenis paku pohon yang tiba-tiba dari masa 65-juta tahun lalu hingga sekarang itu kemungkinan dipengaruhi oleh kepunahan massal hampir semua kelompok makhluk hidup menjelang zaman Cretaceous. Muncullah paku pohon yang mampu beradaptasi lebih baik dan memunculkan lebih banyak jenis yang mampu berkompetisi dengan tumbuhan berbunga modern.

Kini keberadaan tanaman purba itu makin terancam oleh aktivitas manusia. Dari total 305 jenis sikas yang masih ada, 23% di antaranya terancam punah dan 15%-nya rentan kepunahan. Banyak spesies paku pohon yang telah dinyatakan punah dan belasan jenis lain terancam punah.

Ancaman kepunahan itu lantaran sikas dan paku pohon diminati hobiis tanaman. Demi mendapatkannya mereka mengambil tanaman dalam jumlah besar dari alam. Maka sikas dan paku pohon liar dengan mudahnya dijumpai sebagai tanaman pot dengan harga tinggi di seluruh dunia. Pengambilan sikas dan paku pohon dari alam tanpa memperhatikan kelestariannya, ditambah fakta bahwa mereka lambat bereproduksi dan tak mampu bertahan di habitat yang rusak, menyebabkan populasinya menurun drastis.***

Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Durian Berdaging Buah Lezat, Rahasianya Pemupukan Intensif

Trubus.id—Tekstur daging buah durian milik Pekebun di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Kasnari itu lembuh dan creamy. Cita rasa...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img