Trubus.id—Inovasi teknologi dan praktik pertanian berkelanjutan penting untuk meningkatkan kualitas biji kakao. Hal itu disampaikan oleh Plt. Direktur Perbenihan Perkebunan, Dhani Gartina mewakili Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto pada acara memperingati Hari Kakao Indonesia.
Acara yang digelar di Istana Nelayan Restaurant, Tangerang pada 23 September 2024 itu bertajuk Meningkatkan Produksi dan Daya Saing Kakao serta Cokelat Indonesia dalam Menghadapi Regulasi Pasar Global.
“Dengan kombinasi keduanya diharapkan kualitas biji kakao Indonesia dapat ditingkatkan untuk memenuhi standar internasional, dan meningkatkan daya saing di pasar global,” ujar Dhani dilansir pada laman Ditjenbun.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa terdapat berbagai tantangan pengembangan kakao seperti serangan organisme pengganggu tumbuhan, kompetensi petani, produktivitas rendah, kurang perawatan, status dan alih guna (konversi) lahan, pemangkasan kebun, tanaman tua, hingga sumber benih.
Dhani menuturkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya pengembangan kakao melalui peningkatan produksi dan produktivitas berbasis kawasan (penguatan regulasi dan kebijakan), peningkatan nilai tambah dan daya saing, perbaikan panen dan pascapanen, peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM), serta pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha.
Selain itu terdapat ragam program termasuk pelatihan untuk petani mengenai teknik budi daya modern dan pengelolaan pascapanen. Upaya lain yakni langkah-langkah untuk mendapatkan sertifikasi internasional, agar produk kakao Indonesia dapat bersaing di pasar global.
Dhani berharap melalui kolaborasi antara pemerintah, industri, dan petani, sektor kakao nasional dapat tumbuh dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.
“Dengan langkah-langkah strategis ini semoga dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas kakao Indonesia, mengingat selain dinamika iklim terdapat unsur geopolitik disebabkan oleh beberapa hal yaitu adanya lima kali resesi perdagangan, investasi dari negara-negara investor menurun sekitar 12%, dan Gross Domestic Product (GDP) menurun hingga 5%,” ujar Dhani.
Turut hadir Direktur Jenderal Perkebunan periode 2006—2010, Achmad Mangga Barani. Ia menuturkan ada tiga poin untuk pengembangan kakao yaitu mengorganisir petani melalui wadah, pembinaan sdm secara gratis, dan pengembangan pusat penelitian kakao.
Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI), Arif Zamroni mengaku bangga, karena harga kakao hari ini menyentuh angka Rp100.000 per kg. Ia berharap peringatan hari kakao menjadi momentum kolaborasi bersama yang nyata.
Secara terpisah, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menuturkan pihaknya akan terus meningkatkan pengawasan mutu kakao dari hulu hingga hilir dengan memfasilitasi sarana dan prasarana pascapanen dan pengolahan beserta pengujian mutu kakao di sentra kakao secara berkala melibatkan tenaga daerah.
“Tentu saja kita berharap harga cokelat di dunia tidak pernah turun dalam kondisi krisis apapun. Untuk itu, pengembangan cokelat yang akan terus kita lakukan menjadi ruang-ruang untuk kita terus akselerasi,” ujarnya.