Thursday, July 17, 2025

Kebiasaan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon di Dalam Kubangan

Rekomendasi

Trubus.id — Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) menjadi rumah badak jawa Rhinoceros sondaicus. Di sana kerap terlihat badak jawa berada di dalam kubangan. Lantas, apa yang membuat badak jawa sering berada di kubangan?

Menurut Prof. Dr. Ir. H. Hadi Sukadi Alikodra, M.S., ahli satwa liar dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, fungsi utama kubangan bagi badak antara lain menjaga kelembapan kulit, mengatur suhu tubuh, dan mengurangi tingkat infeksi parasit.

Badak juga memanfaatkan kubangan sebagai tempat minum serta membuang kotoran dan urine. Lazimnya, satu kubangan digunakan oleh beberapa individu badak. Ternyata, kubangan di TNUK bukan milik badak semata. Satwa lain seperti babi hutan pun kerap menggunakan kubangan yang sama. Hal itu diketahui dari kamera jebak (camera trap) yang terpasang dekat tempat berkubang.

Hadi mengatakan badak jawa Rhinoceros sondaicus yang menghuni TNUK merupakan salah satu spesies terlangka di dunia. Status konservasi badak yakni terancam punah dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).

Badak juga terdaftar apendiks I pada Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Lebih lanjut, Hadi menuturkan, terdapat 5 jenis badak di dunia.

Afrika memiliki dua jenis, yaitu badak putih dan afrika. India punya satu jenis badak, sedangkan Indonesia memiliki dua jenis badak yaitu badak jawa dan sumatra. TNUK satu-satunya habitat badak jawa di Indonesia. Sejatinya, persebaran badak jawa hingga Vietnam, tetapi dinyatakan punah pada 1970-an.

Sementara itu, habitat badak sumatra ada di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Populasi badak jawa terkonsentrasi di TNUK, sedangkan badak sumatra tersebar di kantong-kantong habitat kecil di Sumatra.

Menurut Hadi kelangsungan hidup badak jawa di TNUK terancam beberapa faktor seperti invasi tanaman langkap Arenga obtusifolia, persaingan dengan banteng, dan perkawinan sekerabat (inbreeding). Adapun ancaman perburuan badak tidak ada lagi sejak 1988.

Kearifan lokal di desa penyangga TNUK turut menjaga keberadaan badak. Ancaman lain yang mengintai badak jawa yakni bencana alam seperti tsunami dan gunung meletus. Apalagi, TNUK relatif dekat dari Gunung Anak Krakatau.

Misal terjadi bencana alam, keberadaan badak jawa di alam hanya akan tinggal cerita. Oleh karena itulah, Hadi dan peneliti lain berencana membuat populasi kedua (second population) badak jawa. Tujuannya, membuat kantong-kantong habitat badak jawa di luar TNUK.

Artikel Terbaru

Hijau 2025: Tren Tanaman Hias yang Sedang Naik Daun!

Trubus.id-Tahun 2025 membawa angin segar bagi para pecinta tanaman hias! Di episode ini, kita kupas tuntas tren terbaru tanaman...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img