Trubus.id—Perlakuan budidaya memegang peranan penting untuk menghasilkan melon bermutu tinggi dan memiliki cita rasa manis. Sebab, menurut sebagian pekebun, apapun jenisnya, tanpa diimbangi perawatan yang baik pasti hasilnya kurang memuaskan.
Untuk menghasilkan melon manis, unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) harus cukup tersedia di dalam tanah. Kedua unsur tersebut akan memaksimalkan fungsi kalium (K) di dalam tubuh tanaman.
Kalium bertugas mentransportasikan tepung yang diubah menjadi gula. Karena itu penaburan kapur dolomit pada saat pengolahan tanah wajib dilakukan. Dosisnya 10 ton per hektare (ha). Selain wajib dolomit, petani disarankan menggunakan bokashi saat mengolah tanah.
Mikroba dalam bokashi membantu melepas ikatan unsur-unsur Mg, Ca, hingga menjadi ion-ion bebas yang gampang diserap tanaman. Dosis yang disarankan minimal 3 ton—4 ton per ha.
Hasilnya tak hanya sekadar membuat daging buah lebih manis, tapi juga pertumbuhan tanaman lebih subur dan berumur lebih panjang. Sehingga setiap tanaman bisa dibuahkan dua.
Pupuk anorganik yang dipakai adalah ZA, SP-36, dan KCl, diberikan saat pengolahan tanah. Perbandingannya 1:1:1. Dosisnya 500 kg/ha bila menggunakan bokashi dan 1 ton/ha kalau tanpa bokashi. Pemberiannya pada saat pengolahan tanah.
Bersamaan dengan itu diberikan juga boraks sebanyak 20 kg/ha. Satu bulan setelah tanam, melon dikocor larutan NPK 16-16-16 dengan konsentrasi 2 kg/200 liter air. Dosis larutannya 200 cc/tanaman. Frekuensi pengocoran seminggu sekali selama 4 minggu.
Sejak umur 35 hari, yakni saat mulai pembentukan buah, tanaman diberi KNO₃ dengan konsentrasi 1 kg/200 liter air. Dosisnya 200 cc/tanaman dan dikocorkan setiap minggu selama 2—3 kali.
Selain pemupukan, pengairan perlu diatur. Untuk melon tipe berjaring (netted melon) tanah dijaga agar tidak terlalu kering atau basah. Bila tanahnya kering pola net tidak bagus dan akan pecah-pecah.
Pengairan bisa melalui kocoran atau menggenangi lahan. Untuk jenis berjaring dilakukan seminggu sekali dan yang tanpa jaring (winter melon) sepuluh hari sekali. Selain itu, perompesan tunas muda di ketiak daun (cabang lateral) suatu keharusan.
Perompesan sebaiknya dilakukan sejak dini, mulai ruas ke-1 sampai ruas ke-11 atau ke-13. Tunas lateral pada ruas ke-14 atau ke-15 dipelihara dan dijadikan tunas buah. Bila akan dibuahkan dua kali, maka bisa dipilih membuahkannya pada ruas ke-11 dan ruas ke-25.
Adapun untuk jarak waktu panen antara keduanya sekitar 25 hari. Kalau pemupukan dan perawatan tanamannya baik, kualitas kedua buah tersebut akan prima.