Saturday, June 14, 2025

Laba Top Jual Pot

Rekomendasi
Atiyah beragribisnis dengan modal Rp700.000.

Penjualan pot terakota justru melonjak empat kali lipat saat pandemi korona. Modal bisnis Rp700.000.

Trubus — Pemerintah menetapkan pandemi korona pada Maret 2020 membuat waswas Atiyah, S.E. Suaminya bekerja di sektor pariwisata yang terdampak paling buruk dari pagebluk itu. Atiyah bekerja kantoran justru berhenti pada November 2020. Warga Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, itu ingin lebih fokus melayani konsumen yang membutuhkan pot terakota.

Beragam model pot terakota diproduksi oleh Atiyah bekerja sama dengan perajin di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Perempuan 29 tahun itu merintis bisnis pot sejak 2017. Semula bisnis pot itu sekadar sambilan. Atiyah bermodal Rp700.000 mengawali bisnis itu karena iseng mengisi aktivitas saat cuti melahirkan anak pertama. Namun, pada awal pandemi justru ada lonjakan permintaan yang signifikan. Oleh karena itu, ia total menekuni bisnis itu dan berhenti bekerja sebagai pegawai penjualan di stasiun televisi nasional.

Kesan alami

Dalam satu bulan Atiyah menjual rata-rata 4.000 pot terakota. Penjualan ribuan pot itu lonjakan empat kali lipat. Sebelum pandemi ia hanya menjual 1.000 pot sebulan. Harga pot itu variatif, antara Rp8.000—Rp65.000 tergantung ukuran dan kerumitan model. Menurut Atiyah pot terakota yang banyak diminta konsumen berukuran 15—30 cm. Saat ini pelanggan menggandurungi model polos lurus, polos gentong, serta karakter wajah.

Atiyah menyewa bangunan sebagai kios pajang di dekat rumahnya pada Juli 2020. Bangunan itu untuk calon pembeli yang ingin berkunjung langsung. Jumlah pengunjung ruang pajang pot terakota rata-rata lima orang dalam sepekan. Sebagian besar penjualan melalui daring. Atiyah bekerja sama dengan beberapa perajin di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. “Saya berdiskusi dengan perajin model terkait bentuk pot sesuai selera pasar,” kata ibu dua anak itu.

Pot gerabah cocok sebagai wadah kaktus-kaktus di luar ruangan dan terpapar hujan.

Ia juga mendiskusikan kemampuan perajin membuat sebuah model. Meningkatnya minat masyarakat terhadap pot terakota membuat pedagang dan perajin terpacu berinovasi membuat model-model baru serta jeli melihat preferensi konsumen. Model karakter lebih rumit dan mahal dalam proses pembuatan lantaran menggunakan cetakan gipsum dan perlu diampelas, sehingga harga jual lebih mahal ketimbang model polosan.

Atiyah menerapkan standar ketebalan pot sekitar 1 cm. Namun, sejak permintaan pot gerabah meningkat tak ada perajin yang mampu mengejar produksi bila harus menyesuaikan dengan standar mutu itu. Itulah sebabnya pot terakota produksi 2020 lebih tipis. Harap mafhum, permintaan pot terakota melejit seiring dengan meningkatnya tren tanaman hias di Indonesia.

Selain tren tanaman hias, tren gaya hidup kembali ke natural pun menjadi pemicu meningkatnya minat masyarakat terhadap pot terakota. Atiyah mengamati arah gaya hidup natural terimplementasi ke berbagai aspek kehidupan, termasuk desain interior hunian maupun ruang publik seperti kedai kopi. Kafe identik dengan kesan tanah, sehingga biasanya tanaman dengan pot terakota menjadi elemen penting dalam menghias interior kafe.

Kematangan pot

Konsumen meminati pot terakota berkarakter wajah.

Salah satu penentu kualitas pot terakota yaitu tingkat kematangan pembakaran. Tingkat yang pas yaitu kematangan hingga warna pot memutih. Bila sudah melewati tingkat memutih pot berubah warna menjadi kehitaman seperti gosong. Menurut alumnus Universitas Trisakti itu para perajin sulit menjaga tingkat kematangan pot. Penyebabnya teknologi pembakaran masih tradisional.

Itu yang menyebabkan Atiyah menerima beberapa pot dengan tingkat kematangan yang gosong. Beberapa pembeli senang dengan warna pot gosong karena terlihat lebih natural. Atiyah senang membantu para perajin pot terakota. Mereka turut merasakan berkah di balik pandemi. “Ada yang rumahnya direnovasi, bisa membeli motor dari yang sebelumnya ke mana-mana berjalan kaki,” kata Atiyah.

Menurut Atiyah beberapa selebritas merekomendasikan pot terakotanya lantaran harga termurah di pasaran. Bahkan, harganya sama dengan harga di sentra penjualan pot terakota di Purwakarta. Oleh karena itu, pembeli dapat menghemat biaya transpor. Pot terakota bersifat menyerap air, sehingga media tanam cenderung lebih cepat kering ketimbang menggunakan pot plastik. Bila ingin menggunakan pot terakota untuk tanaman dalam ruangan, pehobi harus rajin mengecek kelembapan media tanam. (Tamara Yunike)

Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tuna Kaleng dari Bitung Tembus Pasar Amerika dan Belanda

Trubus.id - Komitmen mendorong ekspor produk perikanan terus diperkuat. Bea Cukai Bitung mengawal pelepasan ekspor perdana tuna kaleng milik...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img