Trubus.id – Limbah pertanian sering kali dipandang sebelah mata, padahal memiliki potensi besar jika diolah dengan tepat. Hal ini mendorong sekelompok mahasiswa Universitas Airlangga menciptakan Teh Srikandi, teh berbahan dasar rambut jagung.
Produk ini diperkenalkan kepada masyarakat Desa Lamongrejo, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, sebagai upaya memanfaatkan limbah jagung yang sebelumnya dibuang. Rambut jagung yang biasanya dianggap tak berguna kini diubah menjadi minuman.
“Inilah yang membuat kami memilih rambut jagung sebagai bahan utama,” ujar Kaila Libina, pencetus ide. “Di desa ini tidak ada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), jadi persoalan sampah cukup krusial,” lanjutnya dilansir pada laman UNAIR.
Tanpa tambahan bahan lain, produk ini hanya menggunakan rambut jagung murni. Proses pembuatannya pun sederhana, dimulai dari pencucian, pengeringan, pemotongan, hingga pengemasan ke dalam kantong teh.
Pengenalan Teh Srikandi dilakukan pada Jumat (25/7/2025) di Balai Desa Lamongrejo. Warga diajak menyaksikan langsung proses penyajian dan mencicipi hasil olahan tersebut.
Penamaan Teh Srikandi merujuk pada sosok Dewi Srikandi yang dikenal kuat dan cerdas. Produk ini menyasar ibu-ibu rumah tangga dan penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) agar lebih aktif mengolah hasil panen.
Menurut Kaila, ibu-ibu memiliki peran penting dalam pengelolaan hasil pertanian di desa. “Bapak-bapak fokus menanam dan memanen jagung, sementara ibu-ibu bisa memanfaatkannya lebih lanjut,” jelasnya.
Sebelum diperkenalkan secara resmi, produk ini sudah mendapat perhatian warga. Dukungan dari perangkat desa pun turut memperkuat proses pengembangan inovasi ini.
Kaila dan tim berharap Teh Srikandi tak hanya jadi solusi lingkungan dan kesehatan. Mereka ingin produk ini berkembang sebagai usaha lokal yang memperkuat perekonomian desa.
“Harapannya, Teh Srikandi menjadi ciri khas Desa Lamongrejo,” tutup Kaila. “Kami ingin warga bisa mandiri memproduksi dan menjadikannya sebagai UMKM.”