Saturday, January 25, 2025

Menabur Kopi Menutup Luka

Rekomendasi
- Advertisement -
Buah kopi kaya antioksidan dan antibakteri.
Buah kopi kaya antioksidan dan antibakteri.

Penikmat kopi alias connoisseur du café merindukan secangkir kopi panas yang mengeluarkan aroma harum. Bagi mereka kopi hidangan tiada tara. Kafein di dalam kopi merangsang susunan saraf pusat sehingga tubuh pun terasa bugar. “Secangkir kopi mampu meningkatkan kadar kewaspadaan dan konsentrasi,” ujar Prof dr Hendro Sudjono Yuwono PhD, dokter sekaligus penggemar kopi di Bandung, Jawa Barat.

Para penderita luka juga memanfaatkan serbuk buah asli kota Kaffa, Ethiopia, itu demi mempercepat penyembuhan. Mereka menaburkan serbuk kopi di atas permukaan luka. “Serbuk kopi membantu luka agar tetap lembap dan dengan bantuan antioksidan akhirnya jaringan luka mampu menyembuhkan diri lebih cepat,” ujar guru besar ilmu bedah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Hendro Sudjono Yuwono.

Hendro mengatakan, penderita tinggal menaburkan serbuk kopi tanpa harus berulang-ulang membersihkannya—membersihkan luka pada awal saja—hingga luka itu sembuh. Dokter alumnus Universitas Padjadjaran itu mengatakan, kebanyakan luka lebih cepat sembuh jika kasa pembalut diganti setiap 3—4 pekan sekali. Namun, jika cairan luka cukup banyak membasahi serbuk kopi dan kasa penutup, frekuensi penggantiannya harus lebih sering yakni 2—3 hari sekali tanpa mencuci luka (luka tetap kering).

Serbuk kopi mengandung ratusan senyawa aktif yang menyumbang aroma harum.
Serbuk kopi mengandung ratusan senyawa aktif yang menyumbang aroma harum.

Padahal, mengganti kasa pembalut terlalu cepat—setiap hari—justru mengganggu proses penyembuhan, memicu inflamasi, dan trauma psikis akibat nyeri. Dengan penaburan serbuk kopi di atas luka, penggantian kasa bisa lebih lama, yaitu di atas 14 hari. “Serbuk kopi memiliki kemampuan antibakteri, antioksidan primer dan sekunder, serta mencegah inflamasi. Akibatnya fase inflamasi memendek dan mempercepat penyembuhan,” ujar Hendro.

Senyawa fenolat pada kopi seperti asam ferulat, asam p-koumarat, dan asam kafeat bukan sekadar menyumbangkan aroma harum pada kopi. Zat aktif itu juga berkhasiat sebagai antioksidan yang membantu proses penyembuhan luka. Menurut doktor alumnus Academisch Medisch Centrum (AMC) Amsterdam University, Belanda, itu terdapat empat kelompokpolifenol sebagai antioksidan, yakni asam fenolat, flavonoid, lignin, dan stilbenes.

Nilai ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity) kopi 15.000—17.000 per 100 gram. ORAC merupakan ukuran aktifitas atau kekuatan antioksidan pada makanan dan minuman. Bandingkan dengan nilai ORAC stroberi yang hanya 4.322, anggur (1.260), pisang (879). Adapun polifenol bekerja dengan menangkap radikal bebas yang selalu dihasilkan luka. Peran lain polifenol adalah mencegah reaksi berantai yang memicu kerusakan deoxyribonucleic acid (DNA) sel.

“Senyawa fenolik bekerja dengan menghambat peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid adalah reaksi berantai yang menghasilkan radikal bebas yang pada gilirannya memicu peroksidasi lebih lanjut,” kata Hendro. Buah tanaman anggota famili Rubiaceae itu juga manjur mengatasi bakteri patogen di luka. Penelitian Hendro di laboratorium mikrobiologi membuktikan keampuhan serbuk kopi mengatasi bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa.

Demikian pula penelitian kopi pada hewan coba dengan membuat luka bakar berdiameter 3 cm di punggung tikus wistar. Kopi terbukti menyembuhkan luka di punggung tikus setara dengan Ag-sulfadiazine yang lazim digunakan untuk mengatasi luka bakar.

Prof dr Hendro Sudjono Yuwono PhD, periset kopi untuk luka dari Universitas Padjadjaran.
Prof dr Hendro Sudjono Yuwono PhD, periset kopi untuk luka dari Universitas Padjadjaran.

“Pada kenyataannya memang tidak pernah dijumpai luka yang menimbulkan komplikasi infeksi pada luka yang ditaburi kopi,” kata Hendro. Menurut Hendro penaburan serbuk kopi di atas luka cukup dilakukan 3—4 pekan sekali. Namun, serbuk kopi yang masih menempel di dasar luka tidak perlu dibersihkan dan tidak dicuci atau pun digosok.

Serbuk kopi yang ditaburkan pada luka dapat dipertahankan selama 3—4 pekan (kecuali bila tumpah atau pembalutnya kotor dapat diganti lebih cepat), sehingga tidak menimbulkan nyeri saat penggantiannya. “Luka yang diberikan serbuk kopi akan cepat mengering dalam waktu beberapa hari. Pada beberapa kasus tampak keropeng atau crusta di luka itu,” kata Hendro. Luka sebaiknya jangan dibasahi. Hendro mengatakan, bila luka setiap hari dibasahi penyembuhan lebih lama.

Setelah penaburan, pasien tak perlu menutup luka dengan kasa. “Serbuk kopi yang menempel di atas luka dapat berfungsi sebagai penutup luka. Tidak perlu khawatir luka dirubung lalat. Pengalaman klinis menunjukkan, lalat tidak menghampiri luka yang dibubuhi kopi. Luka beraroma kopi dan menghilangkan bau yang tak sedap. Serbuk kopi menyerap cairan sehingga mempercepat penyembuhan,” ujar Hendro.

Peneliti kopi di Universitas Jember, Yuli Witono, mengatakan bahwa kopi berperan sebagai antimikrob yang pada akhirnya mempercepat kesembuhan luka. Ia menduga penaburan kopi arabika yang lebih masam di atas luka membuat bakteri tak nyaman.

Menurut Yuli serbuk kopi berkadar air 4% jika ditaburkan di atas luka akan menyerap air dan menurunkan aktivitas air sehingga menghambat pertumbuhan bakteri. Yuli mengatakan faedah sebagai obat luka membuktikan pemanfaatan kulit buah yang selama ini terbuang. Kulit diolah menjadi serbuk untuk mempercepat pengeringan luka. Menabur serbuk kopi di atas luka terbukti mempercepat penutupan luka. (Sardi Duryatmo)

Kopi untuk Luka

  1. 552_ 99Serbuk kopi memiliki pH 4,5—5,0 mirip pH kulit (4,5—5,5). Bakteri akan menghasilkan peradangan dengan pH lebih dari 7,3. Tingkat pH yang rendah mencegah pertumbuhan bakteri.
  2. Kopi berdaya hambat bakteri yang kuat sehingga mempercepat penyembuhan luka. Selain itu kopi bersifat higroskopis atau menyerap cairan sehingga menimbulkan dehidrasi bakteri.
  3. Serbuk kopi larut dalam cairan luka, menghasilkan cairan pekat dengan osmolaritas tinggi mampu membunuh dan mencegah pertumbuhan koloni bakteri.
  4. Aroma kopi yang harum karena 800 senyawa aromatik akan menghilangkan bau luka meningkatkan semangat kesembuhan.
  5. Asam fenolat pada kopi menimbulkan sensasi pedih pada luka bakar dangkal, tetapi sensasi pedih tidak berlangsung lama, akan menghilang sendiri.
  6. Luka hanya sekali saja dibersihkan dari kotoran, selanjutnya tidak perlu melakukan pembersihan luka pada saat mengganti kopi dan pembalut.
  7. Serbuk kopi yang ditaburkan harus buatan yang baru, sekitar 80 gram kopi untuk luka berdiameter 5 cm dan kedalaman 0,5 cm.
  8. Menggunakan serbuk kopi untuk luka, tidak usah membersihkan luka atau membuang jaringan mati berulang-ulang karena memiliki kemampuan (autolytic debridement) mencerna dan menyerapnya.***
Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pasar Butuh Pasokan Buah Alpukat Berkualitas secara Kontinu, Begini Strateginya

Trubus.id–Pasar membutuhkan pasokan buah alpukat berkualitas secara kontinu. Menurut Agus Riyadi kebutuhan pasar alpukat selalu ada. Namun, kadang terkendala...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img