Trubus.id—Penggunaan kincir air pada budi daya ikan nila dapat melipatgandakan hasil panen. Hal itu pernah dirasakan peternak asal Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Susanto. Ia dapat memanen 1,5 ton ikan nila dari kolam 250 m2.
Lazimnya ia hanya menuai 300—400 kg nila di kolam dengan luasan yang sama. Artinya produksi ikan anggota famili Cichlidae itu di kolam milik Santo meroket hampir 4 kali lipat.
Selain hasil panen dan keuntungan bertambah, masa budidaya nila di kolam Santo pun 2 pekan lebih cepat. “Saya menggunakan kincir di kolam pembesaran nila,” kata kata santo.
Di kolam 250 m2 Santo memanfaatkan 1 kincir. Ia menuturkan kincir berfungsi menambah oksigen terlarut dalam air sehingga ikan tetap nyaman meski berdesakan. Tanpa kincir oksigen terlarut rata-rata kurang dari 3,5 ppm.
Pemakaian kincir air mendongkrak oksigen terlarut hingga 3,5 ppm jika biomassa kolam 500 kg. Penggunaan kincir tidak setiap hari. Ia mulai menggunakan kincir ketika ikan kerap naik ke permukaan ketika malam. Itu menandakan oksigen terlarut berkurang.
“Patokan lain setelah ikan di kolam 1,5—2 bulan,” kata pria kelahiran Sleman, DIY, itu.
Ia menuturkan kincir bergerak mulai pukul 18.00—08.00. Kincir baru aktif 24 jam 2 pekan menjelang panen. Saat itu ukuran ikan besar sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi.
Kincir sangat berperan memasok oksigen terlarut dalam air lebih banyak. Santo mengatakan, “Bisnis itu kuncinya perputaran uang. Jika perputaran uang cepat, pasti menghasilkan. Selisih 2 pekan itu sangat menguntungkan,” kata pembudidaya ikan nila sejak 1998 itu.