Trubus.id—Peneliti di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan inovasi Gamahumat yang berfungsi sebagai pembenah tanah (soil stabilizer). Ketua tim peneliti Prof. Ferian Anggara menuturkan bahwa Gamahumat itu asam humat dan asam fulvat yang berasal dari ekstraksi batu bara berkalori rendah.
“Produk pembenah tanah ini mampu menjadi pendamping pupuk sehingga proporsi penggunaan pupuk dapat dikurangi,” ujar Guru besar di Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik UGM itu.
Ia menuturkan bahwa sebagai contoh pada uji coba di demonstrasi plot (demplot) di Bimomartani dengan menggunakan inovasi itu menunjukkan bahwa pemupukan hanya menggunakan 15% NPK dan Urea dari jumlah yang seharusnya.
“Menggunakan prosentase 15% Gamahumat, memiliki andil 80% hasil yang seperti full NPK-Urea sehingga pupuk bisa dikurangi menjadi 15% sampai 20% dari takaran normal,” ujar Ferian di lansir dari laman UGM.
Ferian mengungkap bahwa Indonesia mempunyai sumberdaya batu bara kalori rendah mencapai 30 persen. Ia dan tim bekerja sama dengan salah satu perusahaan untuk ketersedian bahan baku.
Ferian dan tim juga tengah melakukan penelitian Gamahumat ke level pilot project. Ia menjelaskan dukungan juga datang dari pemerintah melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Tinggi (LPDP) dengan skema penelitian Inspirasi.
Selain itu, alokasi dari dukungan itu juga untuk mengembangkan inovasi yang dapat berkolaborasi dengan Gamahumat. Misalnya produk nanosilika berukuran kurang dari 10 mikron untuk tanaman, dengan keunggulan mudah dalam menyerap.
“Penggabungan produk ini menyasar pada lahan yang kekurangan unsur hara agar dapat ditanami dan ditingkatkan produktivitasnya,” ujarnya.
Produk lain seperti hydrogel untuk media tanam dengan diberi air di dalamnya, asam humat, dan nanosilika. Ia menyebut penggunaan hydrogel itu misalnya di lahan yang sulit air seperti lahan reklamasi tambang atau tadah hujan sehingga awal masa tanam tidak perlu rutin disiram.