Trubus.id—Budidaya tanaman krisan masih terbatas di dataran tinggi. Namun pehobi di dataran rendah juga dapat menanam Asteraceae itu. Syaratnya menggunakan varietas adaptif dengan suhu lingkungan yang cenderung panas.
Peneliti dari Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Ridho Kurniati, S.P., M.Si. meneliti varietas krisan.
Ia mengamati 12 varietas krisan yang berpotensi sebagai sumber gen untuk kegiatan pemuliaan yakni varietas jayani, sabiya, swarna kencana, maruta, dan trissa.
Maruta dan swarna kencana berpotensi sebagai sumber gen adaptif di dataran rendah. Kegiatan seleksi varietas krisan dataran tinggi yang adaptif di dataran rendah bertempat di screen house KST Soekarno, Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
Varietas krisan dataran tinggi adaptif di dataran rendah itu sebagai tanaman asal untuk pemulian mutasi. Lokasi penelitian pararel juga di Laboratorium Kultur Jaringan KKI Cibodas.
Hasil penelitian Ridho dan tim menunjukkan 3 varietas krisan sebagai materi induksi mutasi EMS. Peneliti Ahli Muda, Pusat Riset Hortikultura, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Suryawati, S.T.P., M.Si., juga meneliti varietas krisan dengan pemuliaan konvensional melalui mutasi.
Suryawati berharapan kegiatan penelitian itu, menghasilkan warna dan bentuk bunga yang beragam, waktu pembungaan lebih singkat, arsitektur tanaman ideal, dan dapat dijadikan varietas sebagai bahan obat dan bahan pangan.
Lebih lanjut Suryawati menuturkan kegiatan pemulian itu harapannya dapat menghasilkan krisan dengan ketahanan biotik dan abiotik dengan kualitas standar untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun ekspor. Ia menuturkan pada 2021—2022 produksi krisan dalam negeri mencapai 350 juta tangkai.
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Puji Lestari menyampaikan, krisan merupakan tanaman hias yang menempati urutan ketiga dalam perdagangan bunga potong dunia.
“Perakitan varietas krisan adaptif dataran rendah menjadi salah satu alternatif dan menjawab kebutuhan masyarakat terhadap perluasan dan budidaya tanaman krisan tanpa dibatasi oleh agroekosistem dan lokasi tanam,” tutur Puji dalam sambutannya pada egiatan Sharing Session HortiActive #3 bertema “Perakitan Varietas Baru Dan Pengembangan Tanaman Hias (Krisan) Untuk Peningkatan Nilai Tambah Dan Substitusi Impor.” di lansir dari laman BRIN.