Keladi-keladi baru eksotis hasil silangan para pehobi.

Saat lahir daun keladi itu berwarna putih. Pekan berikutnya warna berubah menjadi kuning. Setelah itu berubah menjadi hijau dengan totol merah. Itulah bunglon, keladi baru dari Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Reptil yang sering berubah warna itu memang menjadi inspirasi bagi Wawan Santoso untuk memberi nama pada keladi hasil silangannya. Menurut Wawan totol-totol atau motif di daun keladi itu juga tidak beraturan.
“Umumnya motif daun keladi beraturan atau simetris antara kiri dengan kanan,” kata Wawan. Sayang, Wawan tidak mengetahui induk bunglon. Pasalnya, persilangan yang dilakukan sangat banyak, sedangkan ia tidak mencatat semuanya. Wawan menyilang bunglon pada 2013. Penampilan keladi itu telah menarik perhatiannya saat hasil masih kecil. Sebab, keladi baru berdaun seperti jantung itu berubah-ubah warna.
Penyilang lain

Silangan lain Wawan Santoso adalah roro gendis, drupadi, rebyca, dan nagabonar. Keladi roro gendis lembut sehingga membuat tulang daun yang gelap tampak menonjol. Pertumbuhan roset, rimbun, dan mudah ditata. Rebyca berwarna polos berukuran cukup lebar, lebih 20 cm. Bila diletakkan di tempat terbuka dan menerima sinar matahari penuh, warna daun rebyca semakin cerah dan semakin “garang” dengan warna merah kehitaman yang mengilap.
Adapun drupadi lahir dari indukan jenis puspita, warna merah berbercak indah. Silangan lain, naga bonar warna penuh corak yang tidak teratur. Dari satu tanaman daunnya bisa berbeda coraknya, walaupun daun muda kelihatan hijau semua. Ketika drupadi beranjak dewasa warna-warna nyeleneh pun muncul. Wawan menyilangkan sendiri beragam keladi itu sejak 3 tahun lalu.

Di Bogor, Provinsi Jawa Barat, Djojohadi Haristiono Eko Putro, juga menyilangkan keladi sejak 2015. Salah satu hasil silangannya yang sangat menarik adalah raissa. Itu hasil persilangan pejantan red devil asal Ciapus, Bogor, dan betina no name dari Medan, Sumatera Utara. Keladi yang lahir pada awal 2016 itu memiliki daun yang semarak dan “tajam” warnanya. Saat muda, daun berwarna merah cerah. Semakin tua daun semakin cerah.

Motif daun pun lebih “keluar” karena warna merah gelap. Ia dihiasi oleh tulang yang sangat menonjol dengan warna hijau-hijau gelap dan tebal. “Saya cukup beruntung karena baru mencoba menyilang sudah langsung dapat yang bagus,” kata Djojo. Ia menduga karena indukan cukup umur–bentuk bulb cukup besar dan tanpa cacat. Kalau bentuk bulb belum sempurna atau cacat hasil silangannya bisa kurang baik.

Sebab indukan perlu waktu untuk memperbaiki dirinya sendiri. Menurut Djojo indukan muda memiliki susunan gen belum sempurna. Raissa pun mempunyai “adik” yang juga penampilannya cukup menarik, berwarna merah, tetapi belum diberi nama. Penyilang lain, Rudi Kristanto, juga menghasilkan varietas baru yang belum bernama. Namun, penampilannya cukup memukau. Ia menggunakan indukan jenis-jenis lama, yaitu florida cardinal.

Hasil silangannya masih dalam tahap seleksi dengan menyisihkan anakan yang mirip atau sama dengan induknya atau jenis populer. Kristanto antara lain menyilangkan pejantan tangguh sebagai pejantan dan pink floyd. Hasil persilangan itu menghasilkan keladi berbentuk seperti lukisan 3 dimensi, sehingga disebutnya AC 3D (3 dimensi). Selain itu, ia menyilangkan ws nagoya dan gk series. Keturunan mereka bertangkai hitam dan berukuran medium. (Syah Angkasa).