Monday, June 16, 2025

Pohon Kepayang Menjaga Alam dan Kesehatan

Rekomendasi

Trubus.id— Kehadiran pohon kepayang menjamin kelancaran pasokan air di sumur warga saat kemarau. Kayu kepayang tergolong awet karena tidak disukai kumbang bubuk.

Tidak hanya buah picung—sebutan kepayang oleh etnis Sunda—yang bermanfaat. Daunnya pun menjadi pembungkus untuk mengawetkan daging atau ikan.  Kelebihan itu membuat sebagian warga yang kurang bertanggung jawab mengincar kepayang untuk memperoleh kayunya.

Untungnya, ada larangan turun-temurun di masyarakat Kalimantan untuk menebang pohon pangi alias kepayang. Istilahnya nutuh kepayang nubo tepian, artinya menebang pohon kepayang ibarat meracuni sumber air.

Pendatang yang tidak merasa terikat dengan larangan itu tidak acuh dan menebang kepayang.

Pohon dan minyak kepayang juga membawa berkah. Berkat kedekatan yang terjalin dengan masyarakat, mereka cepat mendapat informasi ketika ada pembalakan liar atau pemburu gelap memasuki wilayah pengawasan mereka.

“Kepayang makanan babi hutan, babi hutan mengundang harimau. Harimau mengundang pemburu,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Limau, Misriadi, S.P., M.Sc.

Tak hanya menyedapkan semangkuk rawon atau seporsi ikan gabus pucung, kepayang menjaga hutan, mempertahankan sumber air, dan menjadi sumber pendapatan masyarakat. Menurut herbalis di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Ir. Lukas Tersono Adi, kepayang juga berfaedah bagi kesehatan.

“Selain menjadi penyedap makanan alami pengganti monosodium glutamat kimia dan pengawet alami pengganti formalin, mengonsumsi biji keluak secara tidak langsung mengobati cacingan dan menjaga kesehatan pencernaan,” kata Lukas.

Menurut Lukas masyarakat yang memiliki makanan tradisional olahan kepayang cenderung jarang terjangkit cacingan. Asam-asam lemak siklik yang terkandung dalam daging biji kepayang diduga menjadi senyawa penting dalam memerangi cacing.

Getah daun pohon kepayang mampu membantu penyembuhan luka di bagian luar tubuh. Senyawa flavonoid dalam getah menjadi antibakteri. Sayangnya pemanfaatan getah daun maupun bagian pohon kepayang yang lain masih terbatas. Hanya masyarakat yang kebetulan tinggal di dekat pohon kepayang yang bisa mengakses.

Ekstrak biji pangi yang sudah diperam juga kaya fenol dengan aktivitas antioksidan dan antibakteri yang baik, menjadikannya berpotensi besar sebagai sumber bahan industri. Itulah hasil penelitian Fook Yee Chye dan Kheng Yuen Sim dari Universiti Malaysia Sabah.

Penelitian Jack Liam dan rekan dari Departemen Kehutanan Negara Sarawak, Malaysia, menunjukkan bahwa komponen fitokimia utama dari biji P. edule adalah asam palmitat, asam linoelaidat, dan asam linoleat.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Peluang Pasar  Sarang Burung Walet Indonesia di Pasar Jepang

Trubus.id - Indonesia merupakan produsen sarang burung walet terbesar di dunia. Dengan lebih dari 90 persen produksi global berasal...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img