Friday, January 24, 2025

Ragam Inovasi Pupuk dari Limbah Scoby Hingga Wol Domba

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.idSymbiotic culture of bacteria and yeast (scoby) lazimnya sebagai bahan untuk membantu fermentasi pada minuman kombuca. 

Dosen di Departemen Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor, Dr. Rika Indri Astuti menjelaskan bahwa scoby bentuk konsorsium mikroba yang terdiri dari bakteri dan kamir. 

“Kemampuan bakteri dan kamir itu dalam memfermentasi suatu substrat terutama gula, bisa menghasilkan berbagai macam senyawa yang penting di antaranya senyawa asam organik. Selain itu juga, .enghasilkan vitamin dan mineral,” ujar Rika.

Ia menuturkan bahwa scoby itu memiliki manfaat luar biasa, selain untuk kombuca, scoby juga berperan salah satunya dalam pertumbuhan tanaman. Pasalnya memiliki komponen-komponen organik sebagai sumber karbon seperti selulosa, vitamin, dan asam organik.

“Aplikasi secara langsung atau tidak langsung jika diaplikasikan dengan tepat dalam hal ini sebagai pupuk harapannya juga bisa meningkatkan produktivitas tanaman,” ujarnya.

Inovasi pupuk dari scoby dan kasgot besutan mahasiswa IPB University jenama Skopuk. (Foto: Korankampus IPB)

Mahasiswa bimbingan Rika memanfaatkan limbah scoby sebagai bahan pupuk. Chief Financial Officer Skopuk–nama inovasi pupuk–Azizah Lutfiyah menuturkan bahwa  Skopuk berbentuk hidrogel, bisa menyimpan air dalam jangka waktu yang lama sehingga memudahkan pengguna untuk memakai pupuk. 

“Skopuk karena hidrogel cukup disiram sepekan 2 kali. Bahkan di musim hujan justru pelanggan banyak yang bilang tidak perlu siram setiap hari untuk tanaman outdoor,” ujarnya pada IPB TV.

Sifat slow release dari Skopus dapat membuat tanaman memeroleh pasokan air yang cukup dan stabil. Skopuk juga mengandung kasgot yaitu sisa pencernaan yang dihasilkan larva magot black soldier fly. 

Inovasi pupuk lainnya yakni dari wol domba. Dwi Indah Yulianti, Iis Erlina, Nabiilah Syifa Muthia Ikhsan, Ridwan Lazuardi, dan Andika Hisyam Mahendra di bawah bimbingan Ir. Fahrizal Hazra, M.Sc., berkreasi membuat media tanam Sheeco.  

Ferry—panggilan akab Fahrizal Hazra—menuturkan, Sheeco media tanam untuk budidaya hidroponik saat pembibitan. Produk itu terbuat dari limbah wol domba (53,33%) dan serat sabut kelapa atau cocofiber (13,33%). 

Inovasi pupuk dari limbah wol. (Foto: Sheeco)

Sheeco memiliki porositas tinggi sehingga benih tumbuh dengan nyaman. Selain itu Sheeco mudah terurai (biodegradable) lebih kurang dalam satu bulan. 

“Kedua bahan organik itu bisa terdegradasi dan terdekomposisi sehingga menambah kandungan hara,” kata dosen di Divisi Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB, itu. 

Alasannya wol domba dan serat sabut kelapa menjadi sumber nutrisi secara perlahan (slow release), maka ia dan tim menambahkan NPK dengan jumlah 6,33%. 

Sheeco juga dilengkapi dengan planted mikoriza arbuskular—asosiasi mikrob dalam arti fungi atau cendawan dengan akar tanaman—yakni 26,67%. 

Manfaat mikoriza memproteksi akar dari penyakit dan melarutkan unsur fosfor (P). “Fosfor kebanyakan terfiksasi di tanah kita yang relatif masam. Terfiksasi karena Al dan Fe sehingga unsur P sebanyak 35% tidak terpakai tanaman.  Namun dengan mikoriza ikatan itu terputus sehingga P optimum diserap tanaman,” kata pria kelahiran Jakarta, November 1963, itu. 

Mikoriza memiliki hifa atau benang-benang panjang sehingga penyerapan hara optimal. “Keunggulan lain bahan organik Sheeco memiliki daya serap air yang baik,” kata Ferry. 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Aplikasi Anyar Pendeteksi Varietas Cabai

Trubus.id–Tim peneliti di Pusat Riset Sain Data dan Informasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Balai Pengujian Standar...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img