Thursday, December 5, 2024

Sempat Gagal, Begini Pengalaman Pehobi Ekspor Tanaman Hias Hoya

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Setiap orang memiliki jatah kegagalannya masing-masing. Berawal dari kegagalan itu mendapat pelajaran yang sangat berharga. Itulah yang dialami oleh Ivan Christian, pehobi hoya di Desa Ciapus, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pengalaman tersebut berawal saat Ivan mendapat pesanan hoya dari luar negeri, dan itu ekspor pertamanya. Namun, hoya yang ia kirim gagal sampai di negara tujuan. Tanaman hoyanya layu atau mati saat di perjalanan.

Penyebabnya, tanaman terkena serangan hama dan cendawan akibat tidak disterilisasi. Kegagalan tersebut menjadi pelajaran. Sejak itu sebelum pengiriman, Ivan melakukan sterilisasi tanaman hoya selama sepekan. Caranya, dengan merendam tanaman dalam larutan insektisida dan fungisida. Tujuannya, mematikan hama dan cendawan penyebab penyakit.

Ivan mengulangi lagi perlakuan serupa. Setelah itu, tanaman siap dikirim. Dengan sterilisasi, tanaman tetap segar sampai 17 hari.

Kebanyakan pelanggan Ivan berasal dari Kanada, Jerman, Amerika Serikat, Filipina, Singapura, Thailand, dan Tiongkok yang terdiri atas kolektor dan penjual. Kolektor membeli sedikit hoya, tetapi harganya mahal.

Contohnya, hoya berdaun silver. Yang silver lebih mahal daripada variegata. Menurut Ivan, hoya berdaun silver lebih mahal karena seperti ada lapisan gelembung udara di permukaan daun seperti Hoya coriacea silver dan Hoya macrophylla silver.

Selain itu, hoya mutasi berdaun silver lebih sulit diperbanyak dan pertumbuhannya lamban. “Bisa tiga kali lebih lamban pertumbuhannya,” ujar pemilik PT Beehoya Berjaya itu.

Ivan menjual hoya ke mancanegara paling murah US$10 setara Rp150.000 per tanaman. Yang paling mahal mencapai US$2.000 setara Rp30 juta per tanaman seperti Hoya lacunosa Louisa Silver.

“Saya pernah menjual dengan harga US$2.000 per tanaman. Padahal, itu tanaman lokal dari Jawa Barat,” kata Ivan.

Dalam dunia hoya, ada hal yang menarik perhatian Ivan. Tipikal pehobi hoya itu banyak-banyakan koleksi. Makin banyak yang dikoleksi, makin hebat kolektor itu. Oleh karena itu, sejelek apa pun hoya jenis tertentu, kalau belum dikoleksi tetap diburu. Hal itu justru menjadi peluang bagi Ivan.

Saat ini Ivan mengoleksi 600 jenis hoya. Sebanyak 500 jenis merupakan hoya spesies dari dalam dan luar negeri. Sementara itu, 100 jenis lainnya adalah hoya mutasi seperti variegata dan silver. “Masih ada yang ingin dikoleksi. Apalagi hoya yang mutasi,” ujar Ivan. Ia berharap kiprahnya di pasar hoya internasional mengharumkan nama Indonesia sebagai pusat hoya terlengkap.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Harga Pangan 04 Desember 2024:  Bawang dan Cabai Kompak Naik

Trubus.id–Sejumlah harga pangan pada 04 Desember 2024 berdasarkan Panel Harga Pangan, Badan Pangan Nasional pukul 12.40 WIB mengalami kenaikan. Harga...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img