Thursday, October 2, 2025

Tiga Sengon Populer yang Diminati Banyak Pekebun

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Tiga sengon populer yang bisa jadi pilihan pekebun antara lain solomon, wamena, dan lokal. Ketiga jenis sengon populer itu mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Menurut Achmad Djumat, pembibit sengon di Bogor, Jawa Barat, solomon dan wamena berukuran bongsor. Wamena tahan gempuran karat tumor penyerang batang, cabang, dan ranting.

Adapun sengon lokal dikenal dengan pertumbuhan biasa saja. Diameter 35–40 cm pada umur 5 tahun. Menurut Achmad, setiap provenans memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga calon pekebun dapat mempertimbangkan kesiapan bergantung pada kondisi yang dihadapi.

Yuno Abeta Lahay, pekebun sengon di Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat, mengatakan, keunggulan sengon solomon selain berukuran bongsor, pertumbuhannya lurus. Diameter solomon saat berumur 4–5 tahun dapat mencapai 50 cm.

Meskipun solomon unggul, ketersediaan bibit terbatas sehingga rawan dipalsukan. Demikian pula ketersediaan provenans wamena lebih langka dibanding solomon di kalangan pembibit. Agar hasil sengon optimal, selain pemilihan bibit ada beberapa perlakuan yang penting diperhatikan oleh pekebun.

Pemilihan bibit

Yuno menyarankan pekebun bermodal besar untuk memilih solomon atau wamena dari penyedia bibit tepercaya. Sementara itu, menurut Suparman, pekebun dan pengepul sengon di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, bagi pekebun bermodal menengah atau kecil, bibit sengon lokal pun dapat dipilih dengan prasyarat ketat.

Semua mafhum, di pasaran, bibit sengon lokal dijual dalam berbagai grade seperti A, B, dan C. Prasyarat yang pertama memilih grade A atau minimal grade B untuk tanam. Bibit grade A adalah bibit berumur 4–5 bulan setinggi 60–70 cm. Grade B adalah sisa dari seleksi grade A yang kemudian dibesarkan hingga umur 5–6 bulan untuk mencapai tinggi 60–70 cm. Terakhir, grade C merupakan bibit berumur 7–8 bulan yang tingginya 60–70 cm.

“Tentu bibit sengon lokal terbaik berasal dari grade A dan grade B,” kata Suparman.

Menurut Suparman bibit sengon provenans apa pun—solomon, wamena, maupun lokal— yang terbaik berasal dari pembibitan berumur 5–6 bulan. Terpenting, jangan terlalu lama di polibag.

Bila terlalu lama, batang bibit menjadi mengeras karena media di polibag terbatas sehingga ruang perakaran dan aliran nutrisi terhambat. Saat ditanam pertumbuhan menjadi kurang cepat. Prinsipnya, pilih bibit semuda mungkin yang sudah tinggi walau baru berumur 2–3 bulan di persemaian.

Perlakuan pratanam

Prasyarat lainnya adalah perlakuan pratanam. Pastikan lubang tanam dibuat besar, misalkan ukuran 50 cm × 50 cm × 50 cm.

Selanjutnya, benamkan kompos atau kotoran hewan hingga ketinggian kurang dari 15 cm dari permukaan tanah (setebal 35 cm, red). Biarkan kompos itu selama 2–3 pekan di lubang tanam hingga kehujanan berkali-kali.

Di Karanganyar, Wonogiri, dan Sukoharjo, Jawa Tengah, pembibit menyemaikan bibit sengon sejak musim kemarau yakni Juni. Sebelum musim hujan datang, mereka juga menyiapkan lubang tanam dengan jarak tertentu.

Mereka pun membenamkan pupuk kompos sebelum musim hujan. Berikutnya pada November, setelah hujan beberapa kali, para pekebun mulai menanam sengon.

Daur panen sengon

Prasyarat selanjutnya, tetapkan daur panen sengon maksimal 7 tahun. Cara itu banyak dilakukan Suparman ketika menggunakan lahan dengan sistem sewa hingga 7 tahun.

Suparman mengatakan panen semua pohon di saat umur 7 tahun. Bila ditunggu hingga 10 tahun akan rugi karena sebetulnya sudah bisa panen kedua dengan bibit baru. Menurut Suparman, bibit lokal grade A dapat menjadi alternatif karena terdapat pola pertumbuhan sengon solomon yang khas.

Pada persemaian dan penamanan awal di lahan pertumbuhannya sangat cepat. Umur 0–1 tahun sangat cepat. Namun, setelah melewati umur 3–4 tahun mulai melambat.

Di saat itulah pertumbuhan sengon lokal menyusul hingga sebenarnya bila dipanen pada umur 6–7 tahun perbedaannya tidak signifikan. Terutama di lahan yang kurang subur di sekitar Karanganyar, Sukoharjo, dan Wonogiri. Di sana kebun sengon biasanya lahan yang tak bagus untuk palawija.

Artikel Terbaru

Ekspor Sawit hingga Walet Dilirik Tiongkok

Trubus.id– Indonesia kembali menegaskan perannya sebagai pemain utama dalam perdagangan pangan global. Dalam pertemuan resmi antara Wakil Menteri Pertanian...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img