
Meningkatkan produksi jamur tiram tak selalu menambah biaya. Pekebun tiram di Bogor, Jawa Barat, Ramadin Madani, memanfaatkan leri alias air cucian beras untuk memacu produksi. Penggunaan air cucian beras itu mendongkrak hasil panen 25% menjadi 500 g per baglog, semula 400 g. Ramadin mulai menggunakan cara itu sejak 2010. Ia mendapatkan ide itu setelah melihat pengalaman pehobi tanaman hias yang menyiram tanaman dengan air cucian beras.
Hasilnya tanaman tumbuh subur. “Tanaman hias saja subur, berarti jamur juga bisa bagus,” kata pemilik Arsyad Mushroom itu. Pekebun jamur sejak 2008 pun meniru cara serupa. Setiap hari ia menyemprotkan air cucian beras ke mulut baglog dengan 3 kali semprotan. Ayah 3 anak itu mendapatkan air cucian beras dari kediamannya pribadi dan tetangga sekitar rumah. Air cucian itu berasal dari 2 kali pencucian beras. Rata-rata dalam sehari ia mengumpulkan 10 liter air cucian beras.
Untuk menyemprot 1.000 baglog Ramadin memerlukan 2 l air cucian beras. Sebelum digunakan, ia menyaring air cucian beras itu agar lubang keluar penyemprot tidak tersumbat menir. Hasil penelitian Citra Wulandari GM, Sri Muhartini, dan Sri Trisnowati dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menunjukkan air cucian beras putih mengandungan 0,015% nitrogen, fosfor (16,306%), kalium (0,02%), kalsium (2,944%), magnesium (14,252%), sulfur (0,027 %), besi (0,0427 %), dan vitamin B1 (0,043 %). (Riefza Vebriansyah/Peliput: Rosy Nur Apriyanti)