Trubus.id — Masyarakat terus didorong untuk gemar mengonsumsi buah-buahan. Mengingat, konsumsi buah masyarakat Indonesia masih rendah, hanya 81 gram per kapita per hari. Sementara itu, rekomendasi dari World Health Organization (WHO) konsumsi buah ideal yakni 150 gram per kapita per hari.
Hal itu disampaikan oleh Yuli Sri Wilanti, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, saat ditemui di sela-sela kegiatan Puncak Gelar Buah Nusantara (GBN) ke-7, Sabtu (08/10), di area parkir Gedung Ali Wardhana Kemenko Perekonomian, Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2–4, Jakarta Pusat.
Yuli mengatakan, beragam rangkaian GBN telah dilaksanakan sejak Agustus 2022 di antaranya seminar, bazar buah di berbagai daerah, dan mengenalkan buah nusantara ke anak-anak usia dini.
“Kami melakukan edukasi kepada anak-anak SD yang ada di Jakarta. Anak-anak diberi penjelasan terkait buah, jenis buah, hingga manfaat buah untuk kesehatan,” tuturnya.
Untuk meningkatkan daya konsumsi buah masyarakat, pihaknya juga turut menggandeng beberapa kementerian yang memiliki program sama, seperti Kementerian Kesehatan serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dari sisi perekonomian, kata Yuli, bazar buah digelar di berbagai daerah. Selain edukasi pengenalan buah, salah satu tujuan bazar untuk memotivasi petani buah. Bekerja sama dengan Asosiasi Pasar Indonesia (Asparindo) bazar buah di berbagai wilayah sukses digelar.
Melalui GBN, beberapa stakeholder juga dilibatkan untuk membahas strategi meningkatkan ekspor buah. Menurut Yuli, Kemenko Perekonomian berperan mengoordinasikan semua kementerian terkait, baik dari Kementerian Pertanian maupun Kementerian Perdagangan.
“Jadi koordinasi dari hulu ke hilir, agar semua tersambung,” jelasnya.
Sisi hilir, menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi petani. Saat panen raya, harga cenderung turun, bahkan petani mengalami kebingungan untuk penjualan buah agar tidak merugi. Apalagi, buah termasuk komoditas yang daya simpannya tidak lama.
Oleh karena itu, imbuh Yuli, Kemenko Perekonomian berupaya membantu petani untuk memasarkan produknya dengan model kemitraan Closed Loop. Konsep kemitraan ini bertujuan mempertemukan produsen dalam hal ini petani dengan perusahaan-perusahaan besar yang siap menampung produk buah dari petani.
“Kita ingin membangun ekosistem hulu hilir untuk industri buah, ini harus kita mulai karena kita ingin permasalahan petani saat panen raya bisa terselesaikan,” jelasnya.