Monday, March 3, 2025

Tren Konsumsi Sarang Walet 2024

Rekomendasi

Trubus.id—Daya beli masyarakat Tiongkok terhadap pembelian sarang burung walet kian menurun. Data Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI) menunjukkan harga jual rata-rata sarang burung walet dari Indonesia ke Tiongkok terus menurun sejak 2018.

Semula US$2.000 per kg setara Rp30 juta (kurs US$1=Rp15.000) pada 2018 menjadi US$1.336 per kg setara Rp20,4 juta pada 2022.  Menurut Ketua PPSBI, Dr. Boedi Mranata, penurunan itu karena daya beli masyarakat Tiongkok yang juga menurun. Imbasnya mereka mengalihkan ke mutu produk yang lebih rendah.

“Harga sarang sejatinya tidak turun, hanya minat pembeli trennya beralih ke produk bermutu lebih rendah sehingga nilai rata-rata harga ekspor ke Tiongkok pun turun,” kata Boedi. Semula peminat sarang burung berkualitas premium (berbentuk mangkuk) relatif besar.

Seiring daya beli menurun mutu produk dominan yang diminati juga turun menjadi berbentuk patahan. Penyebab lainnya kian berkembang industri kemasan dalam botol di Tiongkok sehingga permintaan sarang berbentuk patahan meningkat.

Harap mafhum mengemas sarang walet dalam bentuk produk jadi dan berukuran mini lebih praktis dan ekonomis. Produk itu biasanya berupa pangan (makanan serta minuman bayi dan ibu hamil), kosmetik, dan suplemen.

Boedi menambahkan, konsumsi sarang walet sudah menjadi budaya di Tiongkok. Artinya dari segi permintaan sejatinya tidak ada penurunan. Mereka memercayai mengonsumsi sarang walet berperan terhadap kecerdasan. Oleh sebab itu, beragam produk berbahan sarang walet rata-rata dikonsumsi ibu hamil, bayi, dan balita.

Riset peneliti di Badan Karantina Pertanian, Dr. drh., Helmi, menunjukkan, sarang burung walet kaya asam sialat. Asam sialat berperan membangun gangliosida membran sel otak manusia. Adapun peran gangliosida membantu sel otak cepat terhubung sehingga berpengaruh terhadap pembelajaran dan pembentukan memori jangka panjang.

Hasil penelitian Helmi menunjukkan kandungan asam sialat sarang walet di Indonesia sebanyak 11,16% dari bobot total sarang. Jumlah itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kolostrum air susu ibu (ASI) dengan kandungan asam sialat paling banter 0,06%.

Boedi memprediksi tren konsumsi pada 2024 pun masih sama. Permintaan sarang burung walet mutu menengah ke bawah masih dominan dibandingkan dengan mutu premium. Oleh sebab itu, penting juga mencari alternatif pasar baru selain Tiongkok yang memiliki daya beli baik dan tren gaya hidup sehat tengah naik daun.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img