Pantas jika Shigeo gembira. Perjalanan menggapai tangga juara sungguh terjal. Dari 3 putaran babak penilaian oleh 101 juri, sanke berumur 12 tahun itu menduduki urutan teratas. Ia unggul 54 suara di putaran pamungkas. Selain menyisihkan maruten sandan kohaku hasil tangkaran Sakai Fish Farm, koi berukuran 88 cm itu pun sukses menumbangkan 3 nominasi lain di 2 putaran sebelumnya. Dua showa dari penangkar Ueno dan nidan kohaku milik Momotaro farm asal Okayama, bertekuk lutut.
“Koi champion itu benar-benar istimewa. Pattern-nya sangat bagus dengan bentuk tubuh ideal,” ujar Winarso dari Golden Koi di Jakarta. Hal senada diamini Datta Iradia, kolektor dan pemerhati koi di Bintaro, Jakarta. “Ia termasuk kategori Japanese bleed dengan bentuk tubuh torpedo yang sempurna. Motoguro indah dan bebas dari bercak. Begitu pula menware (corak hitam pada kepala showa, red) berpola tradisional,” ujarnya.
Ditunda
Meski demikian sang pecundang, maruten sandan kohaku tetap dapat tersenyum. Ia meraih gelar All Japan Taigyo Award. Taigyo award adalah penghargaan untuk kategori ikan terbaik pada ukuran 75—80 cm. Gelar ini diperkenalkan sejak penyelenggaraan All Japan Koi Show 2003.
Yang menarik penangkar sang grand champion dari Maruyama Farm dari kota Isawa turut menangis gembira. Ia terkenang 11 tahun lalu saat menjual sang ikan pada Shigeo seharga US$2.000. “Lebih baik kamu berhenti jadi penangkar jika kamu melepaskan koi sekaliber itu,” ujar Futoshi Maruyama, pemilik Maruyama Farm meniru ucapan sang ayah, Gengi Maruyama.
Dominasi peserta lokal pada kontes yang diselenggarakan sejak 21—23 Januari 2005 di Ryutsu Center, Tokyo itu tidak mencolok. Terbukti beberapa peserta asing yang turun gelanggang mampu meraup kemenangan. Andrew F. Winston asal Amerika misalnya, memukau para juri saat menurunkan kohaku berdarah rose queen. Koi asal Sakai Fish Farm itu memiliki warna putih cemerlang dengan corak merah solid. Koi berumur 4 tahun itu berhasil menggapai gelar Yusho Jiseki Award untuk kategori betina di kelas 75 cm.
Sanke Andrew yang turun di kelas 65 cm pun mampu merebut penghargaan Yusho Jiseki Award. Penghargaan itu khusus diberikan untuk koi betina terbaik di beberapa kelas seperti kelas 65 cm dan 75 cm. Kelebihan sanke berusia 3 tahun itu ia memiliki corak putih bak salju dan gin rin di tubuhnya.
Kontes pembuka pascagempa Niigata itu memang berlangsung semarak. Tak kurang dari 1.800 koi bertanding di kontes yang semula direncanakan berlangsung pertengahan November silam di Ojiya, Niigata. Mereka terbagi dalam 23 grup. Para juara ditentukan oleh 101 juri yang dibagi dalam beberapa kelompok. Khusus pemilihan grand champion, seluruh juri menilai melalui voting tertutup. (Dian Adijaya S)