Belasan durian bawor bergelantungan rendah di tangkai pohon, hanya sekitar satu meter dari tanah. Pemandangan itu tersaji saat panen raya di Sahara Durian Farm, Desa Kadubereum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten. Hampir semua pohon sarat buah, menambah semarak suasana panen.
Menurut pemilik kebun, Andri Mulya Purnama, panen raya biasanya berlangsung pada Desember. Pria berusia 35 tahun itu menekuni budidaya durian sejak 2014. Ia menekankan bahwa pemupukan tepat menjadi kunci menghasilkan kuantitas dan mutu durian unggul.
Menurut Andri, kondisi vegetasi di sekitar lahan menjadi indikator awal sebelum menanam. “Jika rumput di sekitar lahan tampak kekuningan, itu pertanda pH rendah dan kurang cocok untuk durian,” ujarnya. Solusinya, lahan perlu ditambahkan kapur pertanian. pH tanah ideal untuk durian adalah 6,5. Pada pH rendah, pertumbuhan bibit kurang optimal, ditandai daun menguning setelah tanam.
Andri juga mengingatkan agar tidak menggunakan pupuk kandang pada fase awal penanaman. Pupuk kandang yang belum matang dapat memicu busuk akar. Ia baru memberikan pupuk kandang setelah tanaman berumur delapan bulan, dengan cara aman: pupuk ditempatkan dalam karung berlubang di luar tajuk. Teknik ini mencegah kontaminasi cendawan maupun nematoda, sekaligus memungkinkan akar menjangkaunya layaknya pupuk slow release.
Dosis pupuk kandang mencapai 25 kg per tanaman. Jenis pupuk pun disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada fase vegetatif, pupuk kandang ayam lebih sesuai karena kaya nitrogen. Memasuki fase generatif, pupuk kandang sapi atau kambing diberikan karena mengandung fosfor dan kalium lebih tinggi. Selain pupuk organik, Andri menambahkan 1—2 sendok makan pupuk NPK per tanaman per bulan pada fase vegetatif. Saat fase generatif, ia menjaga kestabilan pH tanah dengan pemberian kapur secara rutin. Sepuluh hari setelah kapur ditabur, Andri memberi campuran NPK 9-25-25, kalsium, dan boron. Selang 10 hari berikutnya, ia menambahkan KNO3 dan monopotasium fosfat.
“Dosis campuran masing-masing sekitar 3 kg per tanaman berumur 6—7 tahun,” jelas Andri. Pemupukan intensif dilakukan tiga kali setahun atau setiap empat bulan sekali.
Hasilnya, durian bawor di Sahara Durian Farm mampu menghasilkan 20—30 buah per pohon per musim. Mutu buah pun prima sehingga menjadi incaran para pecinta durian. Selain bawor, Andri juga menanam varietas lain seperti ochee, musang king, dan durian lokal khas Banten. Dengan manajemen budidaya yang terukur, Sahara Durian Farm membuktikan bahwa kualitas durian unggul lahir dari kombinasi lahan sehat, pemupukan tepat, dan ketelatenan pekebun.