Pusat pembelajaran pertanian terpadu di markas Komando Daerah Militer I Bukit Barisan.
Yasrizal berhenti membeli cabai di warung langganan pada April 2016. Musababnya ia mendapat 0,25 kg cabai dari tetangga. Buah Capsicum annum itu cukup untuk memasak makanan kesukaan keluarga Yasrizal. Beberapa hari kemudian warga Kota Medan, Sumatera Utara, itu pun memperoleh 0,5 kg terung gratis. Yang paling menyenangkan Yasrizal dapat menyajikan susu sapi segar untuk buah hati kesayangan.
“Saya sangat senang dengan semua pemberian bahan makanan ini,” kata ibu dua anak itu. Yasrizal mendapatkan aneka sayuran dan susu dari Taman Agro Inovasi Komando Daerah Militer I Bukit Barisan (Kodam I/BB), Medan, Sumatera Utara. Di dalam taman terdapat kebun 600 m² yang memproduksi beragam sayuran seperti cabai, kacang panjang, dan tomat. Susu segar pun berasal dari sapi perah dekat kebun sayuran.
Lahan terbengkalai
Yasrizal sangat senang dengan keberadaan taman agro inovasi. Selain mendapatkan sayuran dan susu, anak-anak juga dapat mengenal pelbagai satwa seperti rusa, ayam, burung, kelinci, angsa, dan kambing. Pengelola melengkapi taman dengan sarana permainan sehingga anak-anak tidak main ke luar perumahan. “Masyarakat dari luar perumahan juga sering ke taman membawa keluarganya,” kata Yasrizal.
Taman Agro Inovasi Kodam I/BB dibangun sejak Januari 2016. Pangdam I/BB Mayjen TNI, Lodewyk Pusung, meresmikan taman seluas lebih dari 7.000 m2 itu pada Juni 2016. Kemunculan taman agro inovasi gagasan Kasdam I/BB periode November 2015—Juli 2016, Brigjen TNI Widagdo Hendro Sukoco. Widagdo terinspirasi dari taman serupa di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara.
Ia lalu menimbun lahan terabaikan di Kompleks Kompi Pengawal Kodam I/BB. “Tadinya lahan ini dipenuhi sampah dan kolam-kolam tidak terurus,” kata Widagdo. Perwira tinggi TNI Angkatan Darat itu mengerahkan lebih dari 100 truk masing-masing berkapasitas 15 ton untuk mengangkut tanah. Widagdo menguruk rawa-rawa. Biaya pembangunan taman berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan lokal dan nasional.
Widagdo mengatakan, taman agro inovasi hadir sebagai perwujudan dukungan TNI membantu kementerian dalam ketahanan pangan. Fungsi lain taman yaitu membekali prajurit dengan ilmu pertanian dan peternakan sehingga dapat mendampingi masyarakat dengan lebih baik. “Dengan kata lain taman ini menjadi sarana pembelajaran bagi prajurit, masyarakat umum, anak sekolah, dan mahasiswa,” kata pria kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, itu.
Pembuatan taman agro inovasi bukan barang baru bagi Widagdo. Sebelumnya saat menjabat Komandan Resort Militer (Danrem) 032 Wirabraja periode April 2014—November 2015 ia membangun taman serupa berukuran 100 m2. Bisa dibilang Taman Agro Inovasi I/BB lanjutan dari kegiatan Widagdo selama berdinas di Komando Resort Militer (Korem) 032 Wirabraja.
Respons bagus
Ketika pindah tugas ke Kodam I/BB, Widagdo membawa beberapa prajurit dari Korem 032 Wirabraja. Lulusan Akademi Militer 1984 itu menunjuk beberapa prajurit untuk bertanggung jawab mengurus setiap unit. Empat prajurit mengurusi sapi, tujuh orang mengolah sampah organik dan anorganik, 3 anggota bertanggung jawab membudidayakan ayam, dan dua personel yang berkebun padi dan sayuran.
Taman agro inovasi berisi berbagai unit pertanian dan peternakan meliputi pembuatan silase, sapi, kambing, ayam, rusa, kalkun, padi, tomat, cabai, biogas, dan pengolahan sampah. Widagdo bekerja sama dengan para ahli di bidangnya dalam pembangunan taman. Widagdo menerapkan sistem pertanian terpadu dalam taman sehingga semua unit saling terhubung. Silase untuk pakan sapi dan kambing berasal dari tongkol jagung dan jerami padi.
Petugas lantas memasukkan kotoran sapi itu ke dalam instalasi biogas. Setelah tersimpan sekitar 20 hari gas hasil fermentasi dapat dimanfaatkan. Kini kantin di dekat taman dapat menggunakan gas itu untuk penerangan dan memasak. Kotoran sapi dan kambing pun menjadi bahan baku pembuatan pupuk berpadu dengan sampah organik. Artinya tak ada limbah yang terbuang percuma.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Dr Ir Ali Jamil MP, mengatakan sangat senang dengan adanya taman agro inovasi dan harus didukung penuh. Ali berharap taman itu menjadi media pembelajaran terutama untuk anak-anak sekolah dan mahasiswa di Sumatera Utara.
“Teknologi ini dibutuhkan masyarakat dalam konteks pembangunan terintegrasi dalam model bioindustri,” kata alumnus Department of Soil Science, University of the Philippines Los Baños (UPLB), Filipina, itu. Ali menuturkan taman ini harus jadi contoh dan mestinya bisa dikembangkan di seluruh kabupaten di Sumatera Utara. Meski terdapat sapi dan kambing tidak tercium aroma kotoran yang menyengat.
Itu karena petugas mengolah kotoran dengan bantuan mikrob. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara (BPTP Sumut), Dr Andriko Noto Susanto SP MP, sangat mengapresiasi kehadiran taman agro inovasi. Sesuai dengan namanya taman ini berisi inovasi-inovasi bidang pertanian. “Taman ini bentuk sistem desiminasi multikanal,” kata Andriko.
Ia juga mengatakan taman agro inovasi bisa menjadi tempat berkumpulnya insan pertanian. Menurut Widagdo taman agro inovasi tetap beroperasi meski dirinya tidak lagi di Kodam I/BB karena sistem sudah berjalan. Sejak Juli 2016 Widagdo menjabat Wakil Asisten Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Darat. (Riefza Vebriansyah)