Trubus.id— Kondisi lingkungan yang teduh, asri, dan lembap membuat nepenthes hidup sentosa di Kebun Raya Bogor. Di dalam rumah tanam itu pengunjung bisa menjumpai nepenthes yang banyak tumbuh di Sumatera seperti Nepenthes reinwardtiana, N. rafflesiana, dan N. ampullaria.
N. reinwardtiana memiliki kantong hijau pada bagian bawah, kemudian makin ke atas mendekati bagian bibir berubah merah kecokelatan. Gradasi warnanya sangat mulus tanpa bercak.
Sementara N. rafflesiana memiliki kantong hijau muda dengan bercak merah pekat. Ciri khas N. rafflesiana memiliki sayap dikelilingi bulu halus yang lebat. Bagian bibir juga terlihat lebih tebal dan melengkung ke luar.
N. ampullaria nyaris memiliki corak kantong sama dengan N. rafflesiana. Namun, bercak merah N. ampullaria lebih tebal. Begitu pula dengan ukuran kantong yang cenderung lebih kecil daripada N. rafflesiana dan N. reinwardtiana.
N. ampullaria tumbuh membentuk koloni yang rapat. Provinsi Jawa Tengah juga menyimpan populasi nepenthes seperti N. adrianii dan N. gymnamphora. N. adrianii berasal dari Gunung Slamet, sedangkan N. gymnamphora dari Gunung Merapi. Keduanya tumbuh di antara pepohonan setinggi 5—10 m.
Penanggung jawab rumah tanam nepenthes, Junaedi, S.E., Kebun Raya Bogor, menuturkan, rumah tanam nepenthes terbuka bagi para pengunjung Kebun Raya Bogor. Mereka bisa berkunjung pada Selasa hingga Ahad mulai pukul 08.00—16.00.
Rumah nepenthes itu menjadi kebanggaan baru Kebun Raya Bogor. Pengunjung bisa mengenal berbagai nepenthes di tanah air dalam waktu singkat. Mereka tak perlu berkeliling penjuru negeri untuk mengenal nepenthes, cukup menyambangi taman di Bogor.
Menurut peneliti nepenthes di Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ir. Tri Handayani, banyak tantangan jika membawa nepenthes ke luar habitat.
Kebun Raya Bogor harus mampu menyediakan lingkungan yang nyaman dan terkontrol. Jika tempat tumbuh tidak sesuai dengan habitat asli, kantong mengecil dan berwarna kusam.
