Posisi tertinggi diraih pada kontes di Jember, Jawa Timur, pada April 2009 dan Klaten, Jawa Tengah, pada Agustus 2009 sebagai runner up. Toh, di akhir tahun gelar Adenium Terbaik 2009 jatuh ke tangannya karena sukses mengumpulkan 30 poin dari 4 seri Grand Prix 2009.
Pesaing terberatnya RCN besar dan RCN yang berbunga di atas obesum—keduanya koleksi Fu Cu Liong asal Situbondo, Jawa Timur—dibuat tak berdaya. Padahal, keduanya langganan juara di 3 seri Grand Prix 2009 serta beragam kontes sepanjang 2007—2008. RCN besar, misalnya, 2 kali menjadi jawara pertama dan sekali juara ketiga pada 3 seri grand prix.
Sementara prestasi RCN yang disambung pada obesum sekali menjadi juara pertama dan 2 kali sebagai runner up. Total nilai keduanya dari 4 seri yang digelar menjadi sama: 28. “Sayang, kedua tanaman itu absen di kontes di Klaten, Jawa Tengah, sehingga total poinnya kalah dari RCN milik Samsul Paser,” kata Supriyanto, juri asal Ponorogo, Jawa Timur. Selisihnya 2 poin dari adenium asal Pulau Dewata.
Pamungkas
Seri terakhir grand prix di Klaten 11—20 Desember 2009 tak hanya menjadi ajang pamungkas peserta serial lomba itu. Pada saat bersamaan kontes nongrand prix juga banjir peserta: diikuti 100 peserta berpenampilan cantik. Tiga juara yang terdiri atas Supriyanto asal Ponorogo, Rusmadi (Kebumen), dan Wahyudi (Surabaya) harus bekerja keras menentukan juara.
Pada pameran yang diselenggarakan di Lapangan Mettera Futsal, Kediri, itu juga digelar kontes sansevieria. Sebanyak 172 peserta berkompetisi di 12 kelas. Yang istimewa, pada ajang itu dibuka kelas ekshibisi untuk sansevieria yang mengekspos batang atau rimpang. “Diharapkan kelas itu bakal menjadi tren baru dalam menyuguhkan keindahan sansevieria,” ujar Willy Poernawan, koordinator kontes.
Itu berbeda dengan kontes lidah mertua di Taman Suang Luang, Thailand. Pada pameran memperingati hari lahir Raja Thailand itu 100 peserta dimasukkan dalam 1 kelas. Pantas banyak pemilik tanaman mengandalkan spesies langka dan mutasi. “Hampir separuh peserta berupa tanaman variegata,” kata Handry Chuhairy, pemain sansievieria asal Tangerang, Banten, yang diundang menjadi juri tamu. Handry, Handhi—juga juri dari Indonesia—dan anggota juri lain memilih 30 nominasi. Dari jumlah itu lalu diseleksi lagi menjadi 15 peserta terbaik.
Pada penilaian akhir, setiap juri menancapkan tongkat kayu ke pot untuk memilih peserta terfavorit. Peraih tongkat terbanyak menjadi juara. Kontes lidah mertua itu akhirnya dimenangkan Sansevieria schwenfortii variegata milik Pramote Rojruangsang. Ia mengalahkan Sansevieria caulascens variegata ‘Superstar’ yang sebelumnya langganan juara. Menurut Handry, schwenfortii istimewa lantaran seluruh daun variegata sehingga langka.
Kontes penutup tahun juga diselenggarakan pada Festival Bunga Rawabelong 2009 di Jakarta Barat. Yang berkompetisi adalah perangkai sekarsari alias merangkai bunga dalam wadah dan rangkaian daun. Acara yang diselenggarakan Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta itu dimenangkan masing-masing oleh Endarwati asal Jakarta Selatan dan Apri dari Jakarta Barat. (Imam Wiguna)
Juara klasemen akhir Grand Prix Adenium 2009 koleksi Samsul Paser asal Bali
Peringkat II klasemen akhir Grand Prix Adenium 2009 koleksi Fu Cu Liong asal Situbondo, Jawa Timur
Juara kontes sansevieria kategori ekspose batang
Kediri 4th National Flora Expo 2009 koleksi Toha asal Surabaya, Jawa Timur
Juara ke-1 lomba rangkaian daun Festival Bunga
Rawabelong 2009, karya Apri asal Kebonjeruk,
Jakarta Barat