Pigmented range memang unik lantaran warna daging buahnya tidak lazim, merah bagaikan darah. Jadi, begitu dikunyah, maka mengucurlah airnya yang juga berwarna merah. Meski begitu Aranciatta rossa yang ditemukan di Spanyol pada 1929 itu tampilannya menarik. Kulit luar berbintik merah gelap karena mengandung pigmen antosianin. Sebuah pigmen pembentuk warna merah yang jarang dijumpai di jeruk lain. Sosoknya mirip valensia, tapi sedikit lebih kecil.
Kini jeruk drakula itu tersebar ke Italia hingga dataran Amerika, California, Texas, dan Australia melalui jasa petualang laut. Meski di Indonesia belum dibudidayakan, blood orange bisa dijumpai di pasar swalayan dalam kondisi segar maupun olahan.
Soal rasa, tak usah ditanya. Blood orange salah satu jeruk yang paling banyak dikonsumsi masyarakat mediterania. “Bahkan warga Jakarta kini banyak memfavoritkannya,” tutur R. Roberto Sumabrata, Public Relation Ranch Market Indonesia. Pasalnya cedrato—sebutan di Italia—itu amat manis dengan kadar air tinggi. Serat pada daging buah lebih sedikit daripada jeruk lain, sehingga lebih enak dikunyahnya.
Tiga varietas
Ada 3 varietas utama blood orange: Tarocco, Moro, dan Sanguinelli. Tarocco banyak ditemukan di Italia. Diameter buah 9 cm dengan warna kulit kuning berbintik merah halus menawan. Tarocco dinobatkan sebagai blood orange dengan rasa paling manis. “Banyak orang berpendapat tarocco yang paling enak, rasanya segar,” ungkap Susadi, Asisten Supervisor Buah, Ranch Market Pejaten. Ia mudah beradaptasi di dataran tinggi California dan areal di sekitarnya.
Kerabatnya, Moro—banyak ditanam di San Diego, California—paling mudah dikenali sebab warnanya paling ngejreng. Diameter buah sedang, 6—8 cm. Daging buah tebal dengan kulit buah kemerahmerahan. Rasanya manis, berair banyak dengan aroma buah frambus yang lunak. Ia mudah sekali dikupas.
Jenis sanguinelli banyak ditemukan di Spanyol, meski di negara itu justru kurang populer. Inilah blood orange yang pertama dikenal. Sanguinelli memiliki kulit kemerahan. Ia istimewa lantaran bijinya nyaris tidak ada, tingkat kemanisan tinggi, dan daging buah lembut. Dibandingkan dua kerabatnya, sanguinelli varietas yang ukuran buahnya paling kecil dengan tingkat keragaman tinggi.
Masih jarang
Blood orange itulah yang menjadi kunci sukses kelezatan masakan Italia. Masyarakat Roma biasa menggunakannya sebagai bumbu masak. Sari jeruk merah itu menggoyang lidah penikmat pasta dan vinegar. Perannya mirip jeruk nipis pelezat masakan khas Indonesia. Ia juga menjadi bahan baku salad, saus, sorbets, granitas, dan compotes. Kalau disajikan dalam bentuk jus, merah gelapnya membuat tampilan jus sangat menawan.
Belum banyak pasar swalayan yang memajang blood orange di show case mereka. Kelangkaan itu menyebabkan cidra—sebutan di Spanyol—dibandrol pada level Rp 240.000 per kg. Tiga blood orange dihargai Rp 80.000. “Namun bila musim menjelang bisa turun hingga Rp 60.000 per 3 buah,” ujar Roberto. Umumnya blood orange bermusim setahun dua kali, pada Desember—Maret dan November—Mei. (Hanni Sofi a)