Trubus.id — Budidaya dubia di dalam rumah lebih bersih dan terjaga kualitasnya. Cocok sebagai pakan aneka klangenan atau satwa peliharaan seperti burung hantu dan tupai gula (sugar glider).
Roheiga Bayu membudidayakan dubia Blaptica dubia di ruangan seluas 32 m2 yang berisi sekitar 35 boks plastik berukuran 70 cm × 48 cm × 42,5 cm. Boks tersusun rapi tiga tingkat. Di dalam boks terdapat sekitar 330 dubia. Serangga itu sekilas mirip kecoak.
Bayu sengaja membudidayakan dubia dalam boks plastik. Serangga anggota famili Blaberidae itu menjadi pakan favorit aneka klangenan atau satwa peliharaan seperti gecko, tupai gula atau sugar glider, dan burung hantu.
Bisa dibilang dubia termasuk pakan reptil eksklusif yang menyasar pasar golongan menengah ke atas. Kandungan protein tinggi yang mencapai 36% menjadikan dubia pakan ideal hewan kesayangan.
Bandingkan dengan kadar protein jangkrik yang hanya sekitar 18%. Bayu mengisi boks dengan 1 induk jantan dan 3 induk betina. Satu boks bisa berisi 300 ekor.
Ia memberikan 250 gram pelet ayam dan 150 gram wortel segar sebagai pakan dubia dalam satu boks. Pemberian pakan selang-seling setiap 3–4 hari sekali. Jika hari ini dubia mendapatkan pelet, 2 hari berikutnya memperoleh wortel segar.
“Saya juga memberikan suplemen khusus serangga untuk meningkatkan gizi dubia,” katanya.
Menurut David, pehobi gecko di Kecamatan Kelapa Gading, Kota Jakarta Utara, daging dubia yang diberi suplemen lebih padat dibanding hewan sejenis tanpa pemberian suplemen. Tidak heran, David menjadi pelanggan setia Bayu.
Setelah satu bulan, satu betina menghasilkan 45 anakan. Boks plastik berkapasitas 95 liter membutuhkan 7–8 rak telur (egg tray). Ia mengganti rak telur setiap 2 pekan sekali. Tujuannya, agar boks tetap bersih dari kotoran dan cendawan.
Bayu memanen dubia setiap bulan. Ia memindahkan dubia ke boks kosong dan menyortirnya menggunakan ayakan. Pengayak terbuat dari ember cat yang dilubangi pada bagian bawah. Setiap ember memiliki ukuran lubang berbeda untuk menentukan ukuran dubia ketika panen.
Muhammad Irsyad Huraery, pembudidaya di Kota Bandung, Jawa Barat, mengatakan, dubia dewasa saat berumur 7 bulan. Saat itu lebih mudah membedakan dubia jantan dan betina melalui bentuk fisik (sexual dimorphic). Dubia jantan memiliki sayap yang menutupi seluruh tubuh, sedangkan sayap dubia betina lebih kecil.