Monday, October 7, 2024

Cara Baru Mengatasi Karat Puru pada Sengon

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Karat puru menjadi salah satu momok paling menakutkan bagi para pekebun sengon. Penyakit itu menyebabkan benjolan seperti kanker pada batang atau ranting sengon. Pekebun kini tidak perlu khawatir, sebab ada cara baru untuk mengatasi karat puru pada sengon.

Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr., dosen di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), mengatakan, karat puru merupakan penyakit paling penting pada sengon saat ini.

Kalau menyerang pada batang utama, kayu tak bisa digunakan lagi. Kalau serangan pada titik tumbuh, tanaman tidak dapat berkembang. Kalau menyerang ranting, translokasi nutrisi, hara, dan fotosintat terhambat.

Salah satu pengendalian karat puru, menurut Suryo bisa menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb atau belerang. Ia menyarankan untuk melakukan tindakan preventif dalam mengendalikan karat puru.

Aspek pertama yang perlu diperhatikan menurut Suryo adalah lokasi. “Pilih lokasi di ketinggian kurang dari 300 m dpl dan pH tanah tidak terlalu asam atau minimal 5,5. Selain itu, kandungan magnesium dan kalsium tanah cukup tinggi,” terangnya.

Penggunaan belerang dan air kapur sebagai upaya mengatasi karat puru sesuai dengan hasil riset Karti Rahayu Kusumaningsih dan Isnaya Fatul Bagaskara dari Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta.

Karti dan Isnaya mengombinasikan kapur, belerang, dan air dengan perbandingan 1:1:10. Objek penelitian berupa tegakan sengon berumur 2 tahun yang terserang karat puru di Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Aplikasi larutan itu dengan cara mengolesi batang tanaman terserang. Frekuensi pelaburan empat kali dengan interval lima hari. Jika terdapat cendawan yang masih tumbuh, mereka mengerok lalu menyimpannya di kantong plastik. Selanjutnya, mereka menimbang untuk mengetahui bobot akhir cendawan setelah tanaman mendapatkan perlakuan.

Hasil riset menunjukkan kombinasi belerang, kapur, dan air mengurangi bobot cendawan hingga 80%. Artinya, setelah pohon diberi perlakuan, cendawan yang tumbuh hanya 20%.

Menurut Dr. Neo Endra Lelana, S.Si, M.Si., peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penggunaan belerang, kapur, dan air memang bisa menekan serangan karat puru.

Namun, pengendalian itu kurang efisien pada tanaman yang tua atau berumur lebih dari dua tahun.

“Cara itu efektif tetapi kurang efisien karena jika serangan terjadi di batang utama bagian atas butuh banyak upaya,” tutur Neo.

Penggunaan belerang bisa efektif dan efisien jika tanaman masih muda atau serangan terjadi pada bagian-bagian pohon yang terjangkau petani.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pemupukan Berimbang Dongkrak Produksi Jagung Petani Di Bone

Trubus.id—Kombinasi pupuk anorganik dan pupuk organik cair (POC) mendongkrak produksi jagung milik Andi Jamal. Petani di desa Ponre-ponre, Kecamatan...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img